Tawur Agung Sambut Tahun Baru Saka 1938 di Prambanan

Ogoh-ogoh atau bonek raksasa yang merupakan simbol anasir negatif atau angkara murka harus dibersihkan agar dunia kembali harmonis.
Tawur Agung Kesanga dilakukan sehari menjelang tahun baru Saka 1938, yakni umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni tidak menyalakan api atau amati geni. Kedua tidak bekerja atau amati karya. Ketiga, tidak bepergian atau amati lelungan dan keempat amati lelangan atau tidak melakukan kegiatan hiburan atau bersenang-senang.
Saat prosesi Tawur Agung kesanga ini Umat Hindu melakukan doa bersama dengan maksud meruwat bumi atau membersihkan alam semesta agar kembali selaras, harmonis dan seimbang.
Selain doa bersama, umat Hindu juga membawa bebanten atau sesaji-sajian untuk doakan bersama dan dibawa kembali ke rumah.
Tema Nyepi tahun Saka 1938 adalah 'keberagaman perekat persatuan" merupakan keinginan umat Hindu yang terus memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan Indonesia.
Ogoh-ogoh atau bonek raksasa yang merupakan simbol anasir negatif atau angkara murka harus dibersihkan agar dunia kembali harmonis.
Tawur Agung Kesanga dilakukan sehari menjelang tahun baru Saka 1938, yakni umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni tidak menyalakan api atau amati geni. Kedua tidak bekerja atau amati karya. Ketiga, tidak bepergian atau amati lelungan dan keempat amati lelangan atau tidak melakukan kegiatan hiburan atau bersenang-senang.
Saat prosesi Tawur Agung kesanga ini Umat Hindu melakukan doa bersama dengan maksud meruwat bumi atau membersihkan alam semesta agar kembali selaras, harmonis dan seimbang.
Selain doa bersama, umat Hindu juga membawa bebanten atau sesaji-sajian untuk doakan bersama dan dibawa kembali ke rumah.
Tema Nyepi tahun Saka 1938 adalah keberagaman perekat persatuan merupakan keinginan umat Hindu yang terus memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan Indonesia.