Peternakan 40.000 Hektar Diurus Hanya oleh 3 Orang

Menurut Markus, mayoritas sapi indukannya berdarah campuran Boran-Brahman. Boran adalah jenis sapi keturunan Afrika yang terkenal subur dan lebih cepat dewasa. Jenis sapi Boran ini memiliki banyak kesamaan dengan jenis sapi Brahman, sapi yang diekspor ke Indonesia.
Untuk membuat 1.800 sapi betina hamil, Markus melepaskan sapi pejantan dengan jumlah 4 persen dari 1.800, atau sekitar 70-an pejantan, atau bila dirasiokan, 1 pejantan untuk 25 betina. Markus membiarkan proses perkawinan secara alami, bukan melalui inseminasi buatan.
Sapi yang hamil dibiarkan merumput di padang savana, mencari makan dengan bebas. Namun karena saat itu rumput-rumput mengering, Markus harus menyediakan ekstra protein untuk dimakan sapi-sapi yang subur berupa cotton seeds, biji-bijian lain, garam, potassium dan lain-lain. Dan upaya menyediakan
Meski luas, peternakan ini hanya diurus oleh 3 orang, Markus sendiri, serta pasangan Ray dan Margareth. Meski bekerja di peternakan sendiri, Markus dibantu Ray dan Margareth bekerja cukup keras. Keluar mulai kerja sekitar pukul 06.30, istirahat siang sekitar pukul 12.00 dan kembali ke peternakan hingga pukul 17.00.
Markus menggaji Ray dan Margareth masing-masing AUS$ 650 per pekan (kurs 1 AUS$ sekitar Rp 10 ribu). Itu bersih. Ray dan Margareth tak perlu memikirkan biaya tempat tinggal karena Markus menyediakan rumah bagi mereka, terletak di samping rumah utama Markus. Tak perlu mengeluarkan biaya makan juga, karena istri Markus, Maree Mounaro (46) selalu memasakkan mereka setiap hari.
Menurut Markus, mayoritas sapi indukannya berdarah campuran Boran-Brahman. Boran adalah jenis sapi keturunan Afrika yang terkenal subur dan lebih cepat dewasa. Jenis sapi Boran ini memiliki banyak kesamaan dengan jenis sapi Brahman, sapi yang diekspor ke Indonesia.
Untuk membuat 1.800 sapi betina hamil, Markus melepaskan sapi pejantan dengan jumlah 4 persen dari 1.800, atau sekitar 70-an pejantan, atau bila dirasiokan, 1 pejantan untuk 25 betina. Markus membiarkan proses perkawinan secara alami, bukan melalui inseminasi buatan.
Sapi yang hamil dibiarkan merumput di padang savana, mencari makan dengan bebas. Namun karena saat itu rumput-rumput mengering, Markus harus menyediakan ekstra protein untuk dimakan sapi-sapi yang subur berupa cotton seeds, biji-bijian lain, garam, potassium dan lain-lain. Dan upaya menyediakan
Meski luas, peternakan ini hanya diurus oleh 3 orang, Markus sendiri, serta pasangan Ray dan Margareth. Meski bekerja di peternakan sendiri, Markus dibantu Ray dan Margareth bekerja cukup keras. Keluar mulai kerja sekitar pukul 06.30, istirahat siang sekitar pukul 12.00 dan kembali ke peternakan hingga pukul 17.00.
Markus menggaji Ray dan Margareth masing-masing AUS$ 650 per pekan (kurs 1 AUS$ sekitar Rp 10 ribu). Itu bersih. Ray dan Margareth tak perlu memikirkan biaya tempat tinggal karena Markus menyediakan rumah bagi mereka, terletak di samping rumah utama Markus. Tak perlu mengeluarkan biaya makan juga, karena istri Markus, Maree Mounaro (46) selalu memasakkan mereka setiap hari.