PBB memperingati Hari Perdamaian Dunia di jantung kota Melbourne, Melbourne City Square.
Warga Melbourne menulis di secarik kartu berukuran 10x5 cm yang telah disediakan panitia dari yayasan Australians For Peace.
Setelah menuliskan pesan dalam secarik kartu, kemudian digantungkan di pohon zaitun.
Pesan damai untuk Suriah, Iran dan Ukraina.
Mimpi bahwa semua umat manusia bisa hidup bersama tanpa pandang SARA.
Seruan untuk PBB menghentikan negara-negara besar yang terlibat perang.
Tom Cooper, warga Melbourne keturunan Inggris, datang memakai atribut penutup kepala dan kaos dengan tulisan "PEACE".
Tom Cooper, warga Melbourne menunjukkan pesan yang ditulisnya.
Jason, warga Melbourne menuliskan pesan sederhana "May everyone be happy".
Pesan yang dituliskan deputi Wali Kota Melbourne, Susan Riley.
Pesan yang dituliskan Konsul Jenderal Jepang di Melbourne, Keiko Haneda.
Deputi Wali Kota Melbourne Susan Riley (paling kanan) dan Konsul Jenderal Jepang Melbourne Keiko Haneda (ketiga dari kanan) menuliskan pesan damai.
Ada pula Austria Choir, yang beranggotakan kakek-nenek pendatang dari Austria, kompak memakai baju tradisional Austria, dirndl.
Meski sudah ada yang duduk di kursi roda, dan memakai alat bantu jalan, kakek-nenek bernyanyi koor dengan semangat di tengah hembusan angin Kota Melbourne yang kencang dan udara yang dingin menggigit.
Ada pertunjukan Tadaiko, seni tabuh bedug ala Jepang, yang salah satu pemainnya perempuan Australia bernama Lia, yang pernah tinggal di Jepang.