Pasung Jiwa, Sederhana Namun Lugas Bercerita

Adegan klimaks memperlihatkan sekelompok berbaju agama menghakimi seorang Pekerja Seks Komersial (PSK). Pentas teater 'Pasung Jiwa" dimainkan dengan sederhana, tanpa menggunakan properti berlebihan dan simbol. Pesan banyak disampaikan dengan bertutur menggunakan bahasa lugas dan tidak bersayap.
Adegan seorang pelacur 'Elis' saat menjamu pelangganya. Elis mendapat perlakuan kasar karena pelanggannya enggan menggunakan kondom. Meski tampil low budget, kemasan pertunjukan tetap memikat penonton karena menggunakan bahasa yang komunikatif.
Adegan seorang waria mendapat perlakuan kasar dari preman jalanan. Pentas teater ini tampil sederhana tanpa properti berlebihan ataupun efek multimedia. Namun tetap menarik dengan gaya bahasa yang lugas dan apa adanya.
Salah satu penampilan memikat dari tokoh utama yakni seorang yang berperan sebagai waria bernama Sasana (kiri) dan Jaka Wani membangun suasana yang apik.
Adegan pelacur Elis dimarahi pelanggan karena meminta sang hidung belang tersebut menggunakan kondom.
Selain masalah orientasi seksual, kekerasan seksual di pabrik juga ditunjukan dalam adegan ini.
Penampilan memikat dari pemeran waria Elis. Elis mampu memecah cerita monoton menjadi lebih renyah.
Penulis buku 'Pasung Jiwa' Okky Madasari (kanan) mendapatkan secara simbolik replika buku tersebut dari penerbit. Sebelumnya, Okky juga sempat menulis novel berjudul Entrok (2011) dan 86 (2012).
Adegan klimaks memperlihatkan sekelompok berbaju agama menghakimi seorang Pekerja Seks Komersial (PSK). Pentas teater 'Pasung Jiwa dimainkan dengan sederhana, tanpa menggunakan properti berlebihan dan simbol. Pesan banyak disampaikan dengan bertutur menggunakan bahasa lugas dan tidak bersayap.
Adegan seorang pelacur 'Elis' saat menjamu pelangganya. Elis mendapat perlakuan kasar karena pelanggannya enggan menggunakan kondom. Meski tampil low budget, kemasan pertunjukan tetap memikat penonton karena menggunakan bahasa yang komunikatif.
Adegan seorang waria mendapat perlakuan kasar dari preman jalanan. Pentas teater ini tampil sederhana tanpa properti berlebihan ataupun efek multimedia. Namun tetap menarik dengan gaya bahasa yang lugas dan apa adanya.
Salah satu penampilan memikat dari tokoh utama yakni seorang yang berperan sebagai waria bernama Sasana (kiri) dan Jaka Wani membangun suasana yang apik.
Adegan pelacur Elis dimarahi pelanggan karena meminta sang hidung belang tersebut menggunakan kondom.
Selain masalah orientasi seksual, kekerasan seksual di pabrik juga ditunjukan dalam adegan ini.
Penampilan memikat dari pemeran waria Elis. Elis mampu memecah cerita monoton menjadi lebih renyah.
Penulis buku 'Pasung Jiwa' Okky Madasari (kanan) mendapatkan secara simbolik replika buku tersebut dari penerbit. Sebelumnya, Okky juga sempat menulis novel berjudul Entrok (2011) dan 86 (2012).