Melestarikan Gender Bali

Agung, Dian, Eling dan Gosa dari Sanggar Dewa Denpasar pimpinan Ni Ketut Suryatini ikut melestarikan Gender Bali. Gus Mun/detikcom.
Mereka tampil di sela-sela pembukaan Worl Culture For Development Forum (WCF) 2013, bertemakan "Kekuatan Budaya Membangun Kesejahteraan Rakyat" Hotel Santika Nusa Dua, Bali, Senin (22/10). Gus Mun/detikcom.
Tunggguhan gender atau yang lebih dikenal dengan gamelan Gender Wayang keberadaannya menyebar hampir diseluruh penjuru pulau Bali. Gus Mun/detikcom.
Gender Wayang adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan di Bali seperti pada upacara Dewa Yadnya untuk mengiringi pertunjukan Wayang Gedog (wayang lemah) dan pada upacara Manusa Yadnya mengiringi prosesi potong gigi (mepandes). Gus Mun/detikcom.
Agung, Dian, Eling dan Gosa dari Sanggar Dewa Denpasar pimpinan Ni Ketut Suryatini ikut melestarikan Gender Bali. Gus Mun/detikcom.
Mereka tampil di sela-sela pembukaan Worl Culture For Development Forum (WCF) 2013, bertemakan Kekuatan Budaya Membangun Kesejahteraan Rakyat Hotel Santika Nusa Dua, Bali, Senin (22/10). Gus Mun/detikcom.
Tunggguhan gender atau yang lebih dikenal dengan gamelan Gender Wayang keberadaannya menyebar hampir diseluruh penjuru pulau Bali. Gus Mun/detikcom.
Gender Wayang adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan di Bali seperti pada upacara Dewa Yadnya untuk mengiringi pertunjukan Wayang Gedog (wayang lemah) dan pada upacara Manusa Yadnya mengiringi prosesi potong gigi (mepandes). Gus Mun/detikcom.