Ritual tersebut rupanya sudah menjadi ritual turun temurun saat musim kemarau panjang.
Karena pada musim kemarau ini para petani di desa tersebut sangat membutuhkan air untuk mengairi sawahnya.
Menurut kepercayaan sebagian warga di desa tersebut, untuk mempercepat datangnya hujan, para pemain unjungan harus memperbanyak pukulan kepada lawannya hingga terluka dan mengeluarkan darah.
Tradisi yang sudah berjalan kurang lebih 20 tahun ini memang biasa digelar pada hari jum'at selama 3 kali berturut-turut.
Tradisi Unjungan ini merupakan acara ritual yang menggabungkan antara seni musik, tari dan bela diri.