Di Masjid Ini, Para Musafir Sedunia Sholat&Berdoa

Masjid Nurul Barkah dibangun dengan arsitektur gaya Timur Tengah pada 1987. Letak tepatnya berada di antara jalan akses menuju Terminal I untuk penerbangan domestik dan Terminal II untuk penerbangan mancanegara.
Masjid ini berdiri di lahan seluas 3.600 meter persegi dan mampu menampung 4.000 orang.
Awalnya, kata Rajak, Masjid Nurul Barkah adalah musala yang terbuat dari bilik. Namun, setelah BSH diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1984, musala tersebut semakin banyak didatangi jemaah.
Semakin lama, musala dari bilik itu tak cukup lagi menampung penumpang dan karyawan yang datang untuk beribadah. Musala itu kemudian dipugar menjadi masjid dengan luas bangunan 1.200 meter persegi yang mampu menampung 1.200 orang.
Pada 1997, musala yang sudah berbentuk masjid itu diperluas lagi. Caranya ditarik beberapa meter ke samping kiri, kanan, depan, dan belakang masjid. Luas Masjid Nurul Barkah saat ini mencapai 3.600 meter persegi.
Biaya operasional Masjid Nurul Barkah bisa mencapai Rp7,5 juta per bulan. Biaya tersebut ditanggung oleh PT Angkasa Pura (APII) selaku pengelola bandara internasional itu.
Karena tingkat lalu lalang manusia yang tinggi, infak yang masuk tiap bulannya di Nurul Barkah disalurkan pada masyarakat tidak mampu di sekitar bandara empat kali setahun.
Bahkan dari hasil infak jamaah, Yayasan Nurul Barkah tiap bulan rutin memberi beasiswa kepada 50 siswa SMP dan SMA berprestasi di sekitar bandara.
Masjid Nurul Barkah dibangun dengan arsitektur gaya Timur Tengah pada 1987. Letak tepatnya berada di antara jalan akses menuju Terminal I untuk penerbangan domestik dan Terminal II untuk penerbangan mancanegara.
Masjid ini berdiri di lahan seluas 3.600 meter persegi dan mampu menampung 4.000 orang.
Awalnya, kata Rajak, Masjid Nurul Barkah adalah musala yang terbuat dari bilik. Namun, setelah BSH diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1984, musala tersebut semakin banyak didatangi jemaah.
Semakin lama, musala dari bilik itu tak cukup lagi menampung penumpang dan karyawan yang datang untuk beribadah. Musala itu kemudian dipugar menjadi masjid dengan luas bangunan 1.200 meter persegi yang mampu menampung 1.200 orang.
Pada 1997, musala yang sudah berbentuk masjid itu diperluas lagi. Caranya ditarik beberapa meter ke samping kiri, kanan, depan, dan belakang masjid. Luas Masjid Nurul Barkah saat ini mencapai 3.600 meter persegi.
Biaya operasional Masjid Nurul Barkah bisa mencapai Rp7,5 juta per bulan. Biaya tersebut ditanggung oleh PT Angkasa Pura (APII) selaku pengelola bandara internasional itu.
Karena tingkat lalu lalang manusia yang tinggi, infak yang masuk tiap bulannya di Nurul Barkah disalurkan pada masyarakat tidak mampu di sekitar bandara empat kali setahun.
Bahkan dari hasil infak jamaah, Yayasan Nurul Barkah tiap bulan rutin memberi beasiswa kepada 50 siswa SMP dan SMA berprestasi di sekitar bandara.