Labuhan Ageng, Peringati Bertahtanya Sultan HB X

Acara labuhan ageng setiap 8 tahun sekali yang dilakukan Kraton Yogyakarta untuk memperingati bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja.
Abdi dalem kraton melakukan prosesi tabur bunga di Cepuri Parangkusumo sebelum memulai labuhan.
Selain di Pantai Parangkusumo, labuhan ageng juga dilakukan Dlepih Kayangan Wonogiri, Gunung Lawu Karanganyar Jawa Tengah dan di Gunung Merapi di Alas Bedengan, Dusun Kinahrejo, Cangkringan Sleman.
Berbagai barang yang dilabuh diantaranya berbagai kain batik panjang berbagai motif, kain poleng, pakaian, potongan rambut dan kuku sultan, minyak wangi, bunga dan kemenyan serta uang.
Abdi dalem utusan Kraton Yogyakarta menyerahkan berbagai perlengkapan labuhan kepada abdi dalem yang mengurusi kawasan pantai selatan untuk dibuang ke laut.
Prosesi labuhan diakhir dengan dibuangnya semua barang yang dilabuh ke laut dan kemudian dirayah warga yang ingin memilikinya.
Acara labuhan ageng setiap 8 tahun sekali yang dilakukan Kraton Yogyakarta untuk memperingati bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja.
Abdi dalem kraton melakukan prosesi tabur bunga di Cepuri Parangkusumo sebelum memulai labuhan.
Selain di Pantai Parangkusumo, labuhan ageng juga dilakukan Dlepih Kayangan Wonogiri, Gunung Lawu Karanganyar Jawa Tengah dan di Gunung Merapi di Alas Bedengan, Dusun Kinahrejo, Cangkringan Sleman.
Berbagai barang yang dilabuh diantaranya berbagai kain batik panjang berbagai motif, kain poleng, pakaian, potongan rambut dan kuku sultan, minyak wangi, bunga dan kemenyan serta uang.
Abdi dalem utusan Kraton Yogyakarta menyerahkan berbagai perlengkapan labuhan kepada abdi dalem yang mengurusi kawasan pantai selatan untuk dibuang ke laut.
Prosesi labuhan diakhir dengan dibuangnya semua barang yang dilabuh ke laut dan kemudian dirayah warga yang ingin memilikinya.