Keluarga kesultanan menunjukan bentuk awal burung garuda di istana Kesultanan Sintang, Kalimantan Barat, Rabu pekan lalu. Patung dari kayu jati diatas penyangga gong itu dibiarkan dimakan rayap. Sampai-sampai, separuh wajah burung garuda tersebut sudah hilang, lapuk dimakan usia tanpa usaha perawatan maksimal.
Tidak ada biaya perawatan berarti untuk mengawetkan kayu yang sudah berabad-abad. Dari pemerintah tidak ada perhatian. Dari kami, kesultanan sudah tidak ada biaya sama sekali, kata Sultan Kesultanan Sintang, Kesuma Negara V Sri Negara Ikhsan Perdana kepada detikcom.
Patung replika yang diletakan tidak jauh dari seni kayu aslinya.
Patung awal Garuda ini satu paket dengan gamelan Logender dari Majapahit yang masih asli. Sultan Hamid II menunjukan karya seni itu kepada Bung Karno yang sedang berfikir apakah lambang negara yang tepat untuk Indonesia.