Mengenal Kuda Lumping 'Turonggo Seto'

Penari Venzuela ikut berkolaborasi dalam penampilan kuda lumping turonggo seto saat acara penanaman pohon dalam rangka Ultah Kota Boyolali yang ke-165.
Kesenian tari yang menggunakan kuda bohong-bohongan terbuat dari anyaman bambu dan diiringi oleh musik gamelan seperti: gong, kenong, kendang, dan slompret sehingga membuat apik setiap atraksi kuda lumping tersebut.
Kesenian ini terbentuk dilereng gunung merapi dan merbabu, lebih tepatnya Dukuh Salam, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Tarian ini mengisahkan tentang semangat nan gigih para Prajurit Pangeran Diponegoro yang dengan gagah berani berperang melawan pasukan Belanda supaya meninggalkan jejaknya dari wilayah Selo.
Turonggo Seto berasal dari kata Turonggo dan kata Seto. Turonggo berarti kuda dan Seto adalah putih, jadi kedua makna tersebut mempunyai arti kuda putih.
Penari Venzuela ikut berkolaborasi dalam penampilan kuda lumping turonggo seto saat acara penanaman pohon dalam rangka Ultah Kota Boyolali yang ke-165.
Kesenian tari yang menggunakan kuda bohong-bohongan terbuat dari anyaman bambu dan diiringi oleh musik gamelan seperti: gong, kenong, kendang, dan slompret sehingga membuat apik setiap atraksi kuda lumping tersebut.
Kesenian ini terbentuk dilereng gunung merapi dan merbabu, lebih tepatnya Dukuh Salam, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Tarian ini mengisahkan tentang semangat nan gigih para Prajurit Pangeran Diponegoro yang dengan gagah berani berperang melawan pasukan Belanda supaya meninggalkan jejaknya dari wilayah Selo.
Turonggo Seto berasal dari kata Turonggo dan kata Seto. Turonggo berarti kuda dan Seto adalah putih, jadi kedua makna tersebut mempunyai arti kuda putih.