Industri minuman ringan terus tumbuh positif seiring ekonomi yang membaik. Produsen minuman ringan (soft drink) lokal dan asing berlomba-lomba menawarkan produk andalan masing-masing. Sebab, potensi pasar minuman ringan di Indonesia cukup menjanjikan.
Pertumbuhan minuman kemasan ini ditopang rendahnya kualitas air dan mahalnya biaya memasak air.
Namun, air dalam botol tanpa rasa tetap menguasai pasar dengan persaingan yang kompetitif.
Selain minuman dalam botol, teh siap minum memegang pangsa pasar terbesar kedua dengan volume penjualan sekitar 1,5 miliar liter. Produk itu memegang kontribusi 28% dari total industri soft drink.
Selama kurun waktu 10 tahun terakhir, segmen teh siap minum tumbuh sekitar 8% per tahun. Produk itu diperkirakan dapat tumbuh sekitar 7% per tahun untuk periode lima tahun mendatang.
Biaya produksi industri minuman ringan pada 2012 diperkirakan naik sekitar 10%-15% dibanding 2011. Kenaikan itu dipengaruhi oleh peningkatan biaya distribusi seiring pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, peningkatan upah pekerja, dan kenaikan harga bahan baku.
Pada 2011, penjualan seluruh produk makanan dan minuman, baik primer maupun olahan, mencapai Rp650 triliun. Tahun ini diproyeksikan bisa meningkat menjadi Rp710 triliun.