Pameran yang dibuka Rabu (2/5/2012) malam itu sekaligus untuk memperingati hari buruh sedunia yang jatuh 1 Mei. Derita TKI tidak cukup ditulis di media massa, novel, musik atau film. Seniman ini mencoba untuk melengkapi gambaran dunia TKI yang masih kelam tersebut.
Pameran ini, menurut panitia, untuk memberi kontribusi perjuangan TKI yang tertimpa jutaan masalah.
Salah satu karya seni instalasi karya Sumarwan berjudul 'Wari wiri Koyok Setliko'. Pameran seni untuk para buruh migrant ini diprakarsai oleh kelompok yang interest dengan kasus-kasus TKI.
Menurut para seniman ini, mereka berharap terdapat perubahan penanganan buruh migran yang aman.
Karya Lenny Ratnasari berjudul Ignoring yang menggambarkan ribuan surat cerita duka para TKI dilupakan begitu saja.
Penggiat hak-hak buruh yang juga anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka membaca puisi sebelum pembukaan pameran.
Salah satu seni instalasi yang cukup menarik perhatian pengunjung karya Sri Pamono berjudul Sekarat.
Karya seni ini tidak murni seni semata melainkan terdapat unsur penegasan sosial dan dobrakan politik untuk memperbaiki aset bangsa, SDM nasional dan identitas kebangsaan.
Karya Sutrisno Abdee berjudul Rocker. Karya seniman ini didorong oleh masih maraknya penderitaann para TKI yang tidak ada habisnya.
