Pendemo menggelar aksi did epan Istana Merdeka beberapa waktu lalu. Menurut Airlangga Pribadi, pada tahun 2007, utang luar negeri sejumlah Rp 1.389 trilyun, pada tahun 2008 naik menjadi Rp 1.637 triliun. Tahun 2009 naik lagi menjadi Rp 1.591 triliun. Tahun 2011 menjadi Rp 1.803 triliun dan pada 2012 mencapai Rp 1.937 triliun.
Struktur pembiayaan APBN menunjukkan 20% untuk mengangsur hutang luar negeri beserta bunga, 60% untuk anggaran pembiayaan rutin dan 20% sisanya untuk pembangunan (termasuk subsidi BBM).
Menurut pemerintah, subsidi BBM perlu dipangkas karena salah sasaran dan ditekan harga minyak dunia. Bagi Airlangga Pribadi, alasan tersebut tidak rasional karena subsidi BBM masih linear dengan pemasokan migas(tidak turun). Kalau saja pemimpinnya berani malah bisa diajukan renegosiasi kontrak migas, biar rakyat semakin untung.