Eri Riyana Takut Kolesterol

Penduduk lokal Afganistan banyak menggunakan bahasa setempat yang sangat variatif. Eri Riyana mengandalkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan komunitas sangat terbatas.
Menu makanan di Afgan menjadi perhatian khusus. Makanan yang banyak menggunakan domba, santan dan mirip-mirip dengan tradisi kuliner Pakistan dan India, memaksa ia menjaga makanan. Ia takut kadar kolesterolnya naik.
Selama di Afganistan, ia memperoleh pengawalan khusus. Untuk menemui pejabat tinggi setempat, ia harus melewati berbagai pemeriksaan keamanan fisik.
Secara akademik, Erry tidak punya latar belakang hukum sama sekali. Bapak 4 anak kelahiran Bandung 1949 itu merupakan ekonom lulusan FE Universitas Padjajaran 1978. Setelah itu, dia banyak menghabiskan di dunia bisnis seperti menjadi Direktur Utama PT. Timah, Komisaris PT Bursa Efek Jakarta dan Komisaris PT. Kaltim Prima Coal.
Penduduk lokal Afganistan banyak menggunakan bahasa setempat yang sangat variatif. Eri Riyana mengandalkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan komunitas sangat terbatas.
Menu makanan di Afgan menjadi perhatian khusus. Makanan yang banyak menggunakan domba, santan dan mirip-mirip dengan tradisi kuliner Pakistan dan India, memaksa ia menjaga makanan. Ia takut kadar kolesterolnya naik.
Selama di Afganistan, ia memperoleh pengawalan khusus. Untuk menemui pejabat tinggi setempat, ia harus melewati berbagai pemeriksaan keamanan fisik.
Secara akademik, Erry tidak punya latar belakang hukum sama sekali. Bapak 4 anak kelahiran Bandung 1949 itu merupakan ekonom lulusan FE Universitas Padjajaran 1978. Setelah itu, dia banyak menghabiskan di dunia bisnis seperti menjadi Direktur Utama PT. Timah, Komisaris PT Bursa Efek Jakarta dan Komisaris PT. Kaltim Prima Coal.