Jakarta - Gempa susulan yang kerap terjadi di Bengkulu masih berpotensi menghancurkan bangunan-bangunan yang sudah retak. Pemerintah meminta masyarakat untuk menjauhi rumah dan bangunan yang terkena gempa selama 2 minggu. "Bangunan yang sudah rusak jangan dihuni," kata Kepala Badan Meterologi dan Geofisika Sri Woro Budiati Harijono, dalam jumpa pers di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (13/9/2007).Sri Woro mengatakan, karena gempa susulan masih akan terjadi dalam dua minggu kedepan. Masyarakat masih harus berwaspada terutama pada bangunan-bangunan yang sudah retak. "Rumah atau bangunan yang tiangnya sudah rusak atau retak akibat gempa, gempa susulan kecil pun sudah cukup untuk merobohkannya," ujar Sri Woro.Pemerintah masih terus berupaya menambah infrastruktur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gempa bumi dan tsunami. Selain alat
early warning system, lanjut dia, pemerintah terus menambah jumlah
buoy atau pendeteksi gelombang yang dipasang sejauh 300 meter dari bibir pantai dan
tide break atau pemecah gelombang pasang."Dengan perangkat yang ada kita sudah bisa menyebarkan informasi gempa dalam 8 menit. Kita ingin nanti bisa dalam 5 menit. Tapi untuk yang kemarin kita sudah bisa sebar dalam waktu 4 menit," imbuhnya.
(ptr/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini