Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar akan membuka Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (30/11) pukul 10.30 waktu UEA. Turut hadir dalam kesempatan tersebut yakni Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang akan memberikan opening remark.
Siti menekankan urgensi keberadaan Paviliun Indonesia dalam COP 2023. Menurutnya, Paviliun Indonesia ini sekaligus mengkonfirmasi hal-hal yang menjadi substansi dan akan dinegosiasikan dalam COP28. Ia pun mencontohkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dilakukan Indonesia.
"Itu di dalam Paviliun Indonesia, dalam diskusi-diskusi yang banyak oleh berbagai pihak anggota kita sendiri orang Indonesia, maka itu sebetulnya mengonfirmasi ini lho pekerjaan orang Indonesia, ini lho kehebatan masyarakat Indonesia," kata Siti dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Agus Justianto berharap Paviliun Indonesia tidak hanya dihadiri oleh orang Indonesia saja.
"Dan tentunya kami berharap melalui Paviliun Indonesia tidak hanya dihadiri orang Indonesia, tapi juga juga dihadiri oleh semua peserta yang ada baik peserta asing maupun peserta Indonesia," ujarnya.
Agus juga menerangkan tiga tujuan Paviliun Indonesia. Pertama, sebagai upaya soft diplomacy untuk menyuarakan strategi dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional sebagai wujud nyata bersama-sama dalam memimpin aksi iklim. Kedua, untuk mempromosikan program pengendalian perubahan iklim oleh pemerintah Indonesia bersama para pihak, secara konstruktif, integratif, dan kolaboratif.
"Ketiga, membuka kesempatan kepada para pihak mengeksplorasi ide, peluang, dan jejaring kerja dalam konteks penguatan upaya pengendalian perubahan iklim oleh Indonesia," terangnya.
Untuk diketahui, terdapat sejumlah kegiatan di Paviliun Indonesia, antara lain sesi talkshow yang menampilkan perkembangan terkini atas upaya pengendalian perubahan iklim yang telah dan sedang dilakukan. Kemudian joint session yang merupakan sesi diskusi bersama dengan mitra strategis dan negara sahabat Indonesia, dan eminent person sessions di mana materi yang disampaikan oleh tokoh dunia di bidang pengendalian perubahan iklim.
Lebih lanjut, Agus mengatakan Paviliun Indonesia juga menjadi media untuk berbagai pertemuan bilateral. Ada pula pertunjukan seni dan budaya sebagai ajang promosi budaya pada masyarakat dunia serta pameran atau display dan aksi Indonesia yang akan ditampilkan secara offline dan online.
"Kita juga mempunyai konsep terkait COP28, yaitu terkait dengan diskusi yang bisa dihadiri 60 orang. Di lantai atas ini mini stage untuk kegiatan nondiskusi. Kemudian juga ada videotrone (menampilkan video klip promosi aksi iklim dengan durasi maksimal 1 menit), dan globe yang menyampaikan menyampaikan informasi terkait apa yang dilakukan dalam rangka aksi iklim di Indonesia," terangnya.
"Dari apa yang kita rancang, kita mengumpulkan berbagai masukan dari para pihak, sehingga pada COP28 sesi talkshow Indonesia mencapai rekor. Kita menyelenggarakan 77 sesi secara total dari awal pembukaan sampai akhir dengan melibatkan 379 pembicara," pungkasnya.
Sebagai informasi, Tema Paviliun Indonesia menyesuaikan dengan tema COP 28 yakni 'Climate Actions: Inspiring The World'. Tema tersebut kemudian dibagi menjadi empat subtema, yaitu:
a. Stronger New Renewable Energy Commitment
b. Robust Climate Actions on Land Based Sectors
c. Inspiring Finance and Technology Innovations
d. Solid Collaborative Climate Actions for The Prosperity of People
Simak juga 'Menteri LHK Beberkan Pentingnya Paviliun Indonesia di COP28':