Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengenang sosok ayahnya Hermanto Dardak. Dia mengatakan ayahnya yang pernah menjadi Wakil Menteri Pekerjaan Umum itu tak pernah berhenti bekerja untuk kepentingan nasional termasuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim).
"Beliau terus, nggak pernah berhenti untuk kerja dan sharing semua pengetahuan yang beliau miliki untuk mensuksesakan, salah satunya sekarang menteri PUPR meminta beliau menjadi ketua tim pengarah Satgas infrastruktur IKN," kata Emil di rumah duka Pondok Kelapa Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (21/8/2022).
Diketahui Hermanto Dardak pernah menjadi Wakil Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil mengatakan dirinya ikhlas menghadapi situasi saat ini. Dia mengatakan saat ini fokus untuk memberikan dukungan moril kepada ibunda.
Dia mengenang momen-momen terakhir berkumpul bersama almarhum ayahanda. Dia mengatakan momen itu terjadi saat adiknya lulus dengan predikat pujian (cumlaude) dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kami sedang bersyukur karena adik saya yang paling kecil kuliah di ITB lulus denagn nilai tergolong cumlaude dan akan segera berangkat harusnya malam ini ke Swedia untuk mengambil studi AI. Almarhum sangat excited karena dulu adik saya yang ketiga di ITB juga. Yang keempat uji juga. Itu momen terkahir kami kumpul, kemudian kita syukuran," kenangnya.
Emil tidak terlalu mempersoalkan bahwa ayahanda mengalami kecelakaan karena diduga sopir mengantuk saat melaju di Km 341+400 Tol Pemalang dini hari tadi sekitar pukul 03.25 WIB. Dia memetik hikmah insiden itu sebagai sebuah pelajaran.
"Terkait dengan kejadian, saya pikir ini menjadi lesson learned ke depannya untuk yang lain. Bagi kami ini takdir," ucapnya.
Dia juga mengenang saat-saat akhir yang diingatnya tentang almarhum. Dia mengenang soal ayahnya yang sempat mencetak foto dirinya sendiri.
"Bagi kami ini takdir, bahkan ayah saya sudah mencetak sebuah foto yang sudah dibingkai beberapa hari yang lalu, dan kami gak paham kenapa beliau mencetak foto close up seperti foto yang biasa dipasang untuk acara ini," kata Emil.
Dia mengatakan ayahnya belum pernah melakukan hal tersebut. Emil mengatakan saat ini foto tersebut dipasang di rumah duka.
"Fotonya close up lagi, kaya foto buat dia begini, saya juga jadi merasa aga gimana gitu, si adik saya, ya nggak tau ya, ya. Itu akhirnya foto itu tinggal kami pasang sekarang, karena beliau cetak, yang ga pernah sebelumnya cetak foto sendiri close up seperti itu," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Emil menyerahkan insiden yang menewaskan ayahnya tersebut kepada pihak kepolisian, termasuk soal penyebabnya. Meskipun sulit, dirinya dan keluarga mencoba untuk ikhlas dengan hal tersebut.
"Takdir adalah takdir, tapi lesson learn terkait pembelajaran tadi, kami silahkan saja pada pihak yang berkepentingan. Kami berjuang untuk ikhlas menghadapi situasi ini," kata dia.
"Tentunya ini suatu momen yang sulit untuk keluarga kami dan kita mendoakan semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," imbuhnya.
Emil mengenang Hermanto sebagai orang yang tekun dan mentor yang baik. Selain itu Hermanto tak pernah gengsi untuk selalu belajar banyak hal.
"Dia sempat bilang gini, man never finish never stop. Terus terang sebagai pernah duduk di jabatannya, pejabat publik, saya kebayang orang kalau selesai bisa post star syndrom ya, tapi beliau mau tuh tekun menjadi mentor namanya widyaiswara," ucapnya.
"Jadi nggak pernah ada rasa gengsi untuk belajar dan belajar terus, itulah yang membuat beliau nggak pernah berhenti, jadi bahwa ini juga dalam perjalanan memenuhi passion sekarang untuk mendukung misalnya perencanaan infrastruktur IKN gitu," pungkasnya.