Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung ada partai politik (parpol) yang maju kontestasi terlalu cepat. Waketum PAN Viva Yoga Mauladi yakin sindiran itu bukan untuk partai-partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Itu bukan PAN, saya tahu hatinya Mas Hasto. Itu bukan untuk PAN dan KIB," kata Viva saat dihubungi, Kamis (28/7/2022).
Viva beralasan soal cepat atau lambat sifatnya relatif untuk setiap partai. Menurutnya itu bergantung pada partai politik masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal waktu apakah cepat atau lambat, itu relatif. Tergantung partai politik masing-masing. Karena yang namanya partai politik, terutama yang lolos parliamentary threshold 4% memperoleh kursi DPR RI di Senayan, tidak ada waktu istirahat dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai partai politik," ucapnya.
Selain itu, Viva menyebut partai-partai yang lolos parliamentary threshold juga harus melakukan konsolidasi internal, pengkaderan, hingga menyerap aspirasi masyarakat. Karena itu lah, menurut dia sindiran itu bukan untuk partai-partai di KIB.
"Akan selalu melakukan konsolidasi internal, melaksanakan perkaderan, menyerap aspirasi masyarakat, merumuskan kebijakan negara dan daerah, serta mempersiapkan kepemimpinan nasional dan daerah. Rasanya itu bukan untuk PAN dan KIB," ujar dia.
Simak sindiran Hasto di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Fahri Hamzah: Koalisi Indonesia Bersatu Bohong-bohongan':
Senada dengan PAN, PPP juga menyebut setiap partai memiliki momentumnya masing-masing. PPP menyebut KIB merupakan timing bagi Golkar, PPP, dan PAN untuk menyambut Pemilu 2024.
"Setiap parpol punya pilihan strategi pilihan masing-masing, mau awal, mau tenang-tenang, mau lambat, semua mengambil momentum terbaik. Nah KIB, Golkar, PAN, dan PPP, merasa momentumnya ya waktu kita mendeklarasikan koalisi kib itu, saya kira hak partai politik memiliki timing waktu," tutur Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
Sindiran Hasto
Untuk diketahui, Hasto memang sempat menyinggung ada partai politik (parpol) yang maju kontestasi terlalu cepat. Sindiran itu disampaikan saat rapat pimpina PDIP Sulsel.
Mulanya Hasto berbicara mengenai peristiwa 27 Juli. Diketahui, pada tanggal 27 Juli 1996, terjadi peristiwa kekerasan di Kantor Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Sabtu Kelabu.
Hasto juga menambahkan seluruh kader PDIP harus menyelami pemikiran rakyat, berusaha mendidik, dan bantu rakyat mencari solusi atas permasalahan kehidupannya.
Kemudian, Hasto menyinggung terkait isu capres-cawapres. Hasto mengatakan bahwa keputusan soal capres-cawapres berada di tangan Megawati.
"Mekanisme partai kita telah proven bahwa banyak pemimpin lahir dari rahim PDI Perjuangan. Maka kita jangan ragu. Kita bantu rakyat dulu. Atasi berbagai persoalan. Hadapi yang sebarkan ideologi yang bukan Pancasila," ujar Hasto.
"Pendaftaran capres baru satu tahun dari sekarang. Masih banyak hal terjadi dalam 1 tahun itu. Maka kita memilih bergerak. Capres cawapres serahkan ke Ibu Mega dan beliau akan mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia," tegas Hasto.
Hasto menyinggung ada parpol yang terlalu cepat maju kontentasi. Tapi ia tak bicara detil mengenai parpol yang dimaksud.
"Bukan malah maju ke kontestasi itu terlalu cepat. Ada parpol yang begitu. Kalau kita, tenang saja. Buat kita yang penting kita konsolidasi dengan rakyat," urai Hasto