Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI buka suara soal dugaan penyaluran zakat di Cianjur, Jawa Barat, ditumpangi kepentingan politik. BAZNAS menepis dugaan itu.
Ketua BAZNAS RI Prof Noor Achmad mengatakan BAZNAS selalu mengedepankan netralitas dan menjaga kepercayaan publik di setiap aktivitasnya. Dia mengatakn jika ditemukan dugaan penyimpangan, BAZNAS akan mengerahkan tim untuk mengusut masalah tersebut.
"Untuk menelusuri suatu isu, BAZNAS RI menerjunkan Tim Audit dan Tim Hukum, serta bersikap obyektif. Jika terjadi penyimpangan maka akan diberi sanksi internal sesuai peraturan yang berlaku," kata Noor Achmad dalam keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut BAZNAS juga akan memberikan pembelaan jika tidak ada kesalahan atau penyimpangan. BAZNAS menyatakan pengelolaan zakat harus transparan dan akuntabel serta berprinsip pada aman syar'i, aman regulasi, dan aman NKRI.
Noor mengatakan BAZNAS selalu mengimbau BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, LAZ dan seluruh pengelola zakat untuk menyalurkan zakat kepada mustahik sesuai syariat Islam dan menjaga netralitas serta tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis. BAZNAS juga menggandeng pihak lain untuk mengantisipasi adanya upaya politik praktis.
"BAZNAS RI menyadari bahwa sebagai lembaga pemerintah nonstruktural akan banyak kepentingan politik yang masuk. Namun perlu kami tegaskan bahwa BAZNAS adalah lembaga yang netral dan bersih dari kepentingan politik. Kami telah bekerja sama dengan Bawaslu agar tidak ada penggunaan dana untuk kepentingan politik praktis," ujar Noor.
Noor menyebut imbauan netralitas dan bersih dari kepentingan politik ini berlaku kepada BAZNAS di seluruh wilayah Indonesia. Dia mengatakan hal itu dilakukan demi menghindari timbulnya konflik.
"Di tengah menguatnya kelembagaan dan peran BAZNAS di tengah masyarakat, maka akan terjadi persaingan personal yang kadangkala mencuat keluar. Penegasan sikap netral ini sangat penting agar BAZNAS tidak terseret dalam politik praktis," ucap Noor.
Menurut Noor, salah satu yang menjadi fokus BAZNAS adalah menjaga kepercayaan publik. Dia menyebut program pengentasan kemiskinan yang diinisiasi BAZNAS membutuhkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.
"BAZNAS juga ingin menyampaikan permintaan maaf kepada para muzaki, mustahik, dan masyarakat pada umumnya, jika masih ada kekurangan. Kami akan terus memperbaiki diri untuk lebih profesional dan minta dukungan kepada masyarakat untuk terus mengawasi BAZNAS dalam upayanya menjadi lembaga utama menyejahterakan umat," kata Noor.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seperti dilansir detikJabar, Kamis (17/2), dugaan politisasi zakat di Cianjur muncul setelah foto yang memperlihatkan sejumlah bakal calon legislatif dari salah satu partai politik menyerahkan zakat dari dana umat untuk warga Desa Saganten, Kecamatan Sindangbarang Cianjur, beredar.
Dalam foto itu tampak juga Camat Sindangbarang dan Kepala BAZNAS Kabupaten Cianjur menyerahkan bingkisan dengan kantong berwarna merah dengan lambang Garuda dan tulisan BAZNAs di bawahnya.
Ketua Baznas Cianjur H Tata membenarkan bahwa momen-momen dalam foto tersebut merupakan kegiatan Baznas Cianjur di Kecamatan Sindangbarang beberapa waktu lalu. Namun ia tidak mengetahui proses awalnya hingga dihadiri para politikus.
"Benar, itu kegiatan kami, tapi saya awalnya tidak tahu bisa sampai dihadiri para tokoh politik. Itu bukan dari kita, menurut aturan itu dilarang untuk terlibat dalam kegiatan politik," katanya.