Ibunda Chairul Tanjung (CT), Hajah Halimah binti Amih, meninggal dunia hari ini. Selama ibunya hidup, Chairul Tanjung mengenangnya sebagai sosok yang penuh cinta.
Dikutip dari buku otobiografi Chairul Tanjung, 'Chairul Tanjung: Si Anak Singkong', Halimah merupakan orang asli Cibadak, Sukabumi. Halimah merupakan orang yang begitu berperan dalam karier hidup Chairul Tanjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, ketika pertama kali Chairul Tanjung berkuliah di kampus Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI), uang kuliah dari sang ibunda. Halimah mendapatkan uang itu dari hasil menjual kain halusnya.
"Suatu sore, ibu saya, Ibu Halimah yang di kalangan tetangga dekat biasa dipanggil Mpok Limah, asli dari Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, berkata terus terang bahwa untuk ongkos kuliah saya saja, Ibu harus pontang-panting untuk mendapatkan uang," kata CT dalam buku otobiografinya.
"Dengan genangan air mata, Ibu menatap mata saya dengan tajam sambil menepuk pundak dan berbicara, 'Chairul, uang kuliah pertamamu yang Ibu berikan beberapa hari yang lalu Ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus Ibu. Belajarlah dengan serius, Nak'," lanjutnya.
CT merasa sangat terpukul saat mengetahui fakta bahwa uang itu hasil penjualan kain halus ibunya. CT mengaku lemas dan sedih ketika mendengar fakta itu.
"Bayangkan, baru saja saya menikmati keceriaan bertemu teman-teman baru dengan semangat menggebu ketika memulai perkuliahan di FKG-UI, tiba-tiba mendengar berita menyedihkan dari Ibu. Saya sangat terpukul, shock, dan lemas," ungkapnya.
CT masuk Kedokteran Gigi UI pada 1981 dan lulus pada 1987. Dia kemudian menjadi orang sukses. Pada 12 Desember 2013, saat CT masih menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), CT dianugerahi gelar doktor honoris causa dari Universitas Padjadjaran (Unpad). Gelar itu dipersembahkan untuk ibundanya, Halimah.
Pada 10 Juli 2015, CT mempersembahkan Masjid Agung Trans Studio Bandung (TSB) ke Ibunda. Masjid Agung TSB terdiri dua lantai dan berada di lahan seluas 4.000 meter persegi. Masjid ini mengadopsi nuansa Masjid Nabawi. Di lantai dasar tersedia ballroom. Tempat wudu pria dan wanita dibuat terpisah.
CT meresmikan masjid bernuansa cokelat, putih, dan emas itu dengan menandatangani prasasti didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Kemudian, CT secara formal memberikan kunci masjid kepada sang ibunda. Kemudian mereka berjalan menuju masjid diiringi lantunan Salawat Angklung persembahan SMP 44 Kota Bandung.
Saat itu, CT dan istrinya memapah Halimah ke depan pintu masjid. Sampai di depan pintu, kunci pintu pun langsung dibuka. Saat kedua gerbang terbuka, asmaul husna mengalun syahdu dari 100 anggota Brimob Polda Jabar, 156 yatim piatu, dan 40 orang hafiz Al-Qur'an.
Lihat Video: Innalillahi, Ibunda Chairul Tanjung Meninggal Dunia
Ibu adalah Segalanya
Bagi CT, ibunya adalah segalanya. Maka CT pun mengaku begitu senang saat menemani sang ibunda berangkat haji.
"Akhirnya, saya dan Ibu menunaikan ibadah umrah lebih dulu pada akhir 1995 dan baru sekitar tiga bulan kemudian menunaikan ibadah haji besar," ujarnya.
Saat menemani sang ibunda berangkat haji, CT tak pernah melepaskan ibunya sendiri. Ia terinspirasi oleh kisah penuh hikmah sahabat nabi, Salman Al-Farisi, yang begitu mencintai ibunya. Ia selalu menemani ibunda di setiap proses haji itu.
"Persiapan menjelang pergi dan selama berada di Tanah Suci, saya yang mengurus langsung keperluan Ibu, termasuk dalam melaksanakan proses haji, mulai dari lempar jumrah, sai, hingga tawaf. Saya terus menjaga Ibu selama menjalankan proses itu," kenang CT.