Sungai Kapuas Meluap, 1.000 Rumah Warga di Sanggau Terendam Banjir

ADVERTISEMENT

Sungai Kapuas Meluap, 1.000 Rumah Warga di Sanggau Terendam Banjir

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 31 Okt 2021 01:00 WIB
Sebanyak 1.000 rumah warga di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), terendam banjir. Terdapat lima Kecamatan terdampak kejadian ini.
Banjir di Sanggau (Dok.BNPB)
Jakarta -

Sebanyak 1.000 rumah warga di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), terendam banjir. Terdapat lima Kecamatan terdampak kejadian ini.

"Kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Kapuas yang terjadi pada Senin (25/10) pukul 05.00 WIB. Berdasarkan laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (30/10) pukul 12.50 WIB, banjir ini juga mengakibatkan 1.166 KK/4.112 jiwa terdampak dengan ketinggian air berkisar antara 10-50 sentimeter," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (30/10/2021).

Wilayah terendam banjir adalah Desa Kuala Rosan yang terletak di Kecamatan Meliau, Desa Melungai, Desa Pedalaman, Desa Kawat, Desa Pulau Tayan Utara di Kecamatan Tayan Hilir, Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang.

Kemudian Desa Inggis, Desa Kedukul, Desa Semuntai di Kecamatan Mukok, dan Desa Penyeladi Hilir, Desa Semerangkai, Kelurahan Tanjung Sekayam, Kelurahan Beringin, Kelurahan Tanjung Kapuas di Kecamatan Kapuas.

BPBD Kabupaten Senggau segera melakukan pendataan lanjutan serta melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat secara intensif. BPBD Senggau bersama tim gabungan mendirikan posko pengungsian di beberapa titik, namun warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Distribusi logistik juga terus dilakukan bagi warga terdampak guna memenuhi kebutuhan dasar.

"Melihat prakiraan cuaca BMKG hingga tiga hari ke depan (01/11) wilayah Kabupaten Senggau berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir. Sementara itu, analisis InaRISK menyebutkan bahwa Kabupaten Senggau merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi," ujar Muhari.

Dalam menghadapi potensi La Nina yang dapat terjadi pada periode Oktober 2021 sampai dengan Februari 2022, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Salah satunya dengan mengecek ketinggian air di sekitar tempat tinggal apabila terjadi hujan dengan durasi yang cukup lama. Selain itu masyarakat dapat memantau informasi cuaca dan potensi risiko sekitar dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan seperti BMKG dan InaRISK.

(rfs/rfs)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT