Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengusulkan agar PPKM level 3 di DKI Jakarta yang akan berakhir hari ini dilanjutkan. Akan tetapi Dicky juga memberikan sejumlah catatan jika PPKM di DKI Jakarta turun menjadi level 2.
"Sebetulnya berdasarkan indikator kalau Jakarta sih saya percaya bisa dia turun ke level 2. Tapi masalahnya begini, bicara PPKM ini bukan hanya merujuk pada indikator epidemiologinya saja, tetapi juga masalah kesiapan masyarakat," kata Dicky kepada wartawan, Minggu (6/9/2021).
Dicky menjelaskan bahwa lintas sektor juga harus siap jika level PPKM diturunkan. Utamanya dalam hal penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas (5M).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesiapan lintas sektor institusi, perkantoran, swasta, pemerintah, bawahan BUMN ini dalam merespons budaya baru ini dalam menerapkan 5M. Menerapkan protokol kesehatan, menerapkan budaya bekerja yang lebih aman dalam potensi penularan COVID-19 ini yang penting, belum lagi termasuk masyarakat," tutur dia.
Respons Abai Warga Potensi Kasus Naik
Respons warga pada pelanggaran di masa PPKM level 3, kata Dicky, terlalu berlebihan. Oleh karena itu mereka cenderung abai dengan protokol kesehatan.
"Karena di level yang PPKM 3 saja ini pelonggaran, respons dari masyarakat terlalu berlebihan dan abai. Dan ini artinya masalah penyampaian pesan yang belum tepat, atau komunikasi yang belum maksimal dan masyarakat belum memahami, bukan hanya masyarakat saja, ini masalah perkantoran juga orang-orang di perkantoran," kata dia.
![]() |
Kebiasaan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, lanjut Dicky, akan berdampak pada level PPKM. Dicky wanti-wanti bahwa respons warga yang abai bisa menimbulkan lonjakan kasus Corona.
"Nah ini artinya ada faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menurunkan level ini. Bukan hanya bicara indikator, tetapi kesiapan menerapkan pola hidup yang lebih aman itu. Kedisiplinan dalam 5M ini siap nggak? Nanti mungkin turun makin abai lagi wah lonjakan terjadi lagi," kata dia.
Simak usulan PPKM untuk Bali pada halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Epidemiolog Khawatir dengan Kemunculan Sejumlah Varian Baru Corona':
Soroti Cakupan Vaksinasi DKI
Dicky menilai penurunan level PPKM ini juga harus mempertimbangkan capaian vaksinasi COVID-19. Dia menyebut cakupan vaksinasi di DKI Jakarta, utamanya pada lansia masih ada 30% yang belum divaksin.
"Ingat ini walaupun Jakarta misalnya sudah mencapai 56 dari 100 penduduknya sudah full divaksin tapi kan 40-nya masih. Belum lagi lansianya kan 30 persen masih belum divaksin, belum lagi anak-anak," kata dia.
Oleh sebab itu, Dicky mengusulkan agar DKI Jakarta tetap pada PPKM level 3. Dia meminta agar masyarakat menjaga protokol kesehatan jika ingin PPKM turun level.
"Jadi ini menjadi PR, apalagi di luar Jakarta. Sehingga ketika ini diturunkan ke-2 harus benar-benar ini. Menurut saya kalau belum siap masyarakatnya ya 3 dulu, dan artinya samping disampaikan kepada publik semua pihak bahwa PPKM ini bahwa menjaga untuk memastikan mereka beraktivitas, semua sektor beraktivitas tetapi tidak berpotensi memperburuk situasi pandemi," tegasnya.
Bali Diminta Pertahankan PPKM Level 4
Selain itu, Dicky juga mengusulkan PPKM di Bali tetap pada level 4. Sebab data keterisian atau bed occupancy rate (BOR) ruang ICU masih di atas 50 persen.
"Bali kalau menurut saya belum bisa ya (turun level). Karena begini, meskipun vaksinasinya sudah yang ful sudah 40%, tapi BOR ICU-nya itu masih di atas 50%, kemudian test positivity rate-nya masih di atas 20% atau 21% kalau, artinya jauh di atas 10%. Kematiannya masih tinggi ya, 8,3 per 100 ribu," kata dia.
Dicky berharap PPKM level 4 di Bali dipertahankan hingga 2 minggu ke depan. Dia juga mendorong agar testing Corona ditingkatkan.
"Per community transmission dia masih 3 untuk kasus, dan 4 untuk kematian, jadi menurut saya masih di level yang sama dalam 2 minggu ke depan dan kapasitas testing di Bali harus terus ditingkatkan untuk menurunkan test positivity rate-nya," ujarnya.