Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengklaim penyebaran virus Corona (COVID-19) di DKI Jakarta sudah terkendali. Meski demikian, pakar epodemiologi menilai Jakarta belum aman dari pandemi Corona.
"Apresiasi, Jakarta memang sudah masuk dalam kategori terkendali dan ini dari misalnya kasus harian yang sudah jadi kisaran di bawah 10 per 100.00 per kapita," ujar pakar epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, kepada wartawan, Rabu (25/8/2021) malam.
Namun, dia mengingatkan positivity rate Corona di DKI Jakarta belum mencapai 5 persen. Menurutnya, hal ini menunjukkan Jakarta belum aman alias masih rawan terhadap lonjakan kasus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus ingatkan tes positivity rate. Kan belum 5 persen. Jadi ini artinya menjadi posisi rawan. Bisa berubah, sehingga harus dikejar tes positifity rate 5 persen, supaya bisa tercapai dan jadi rekor. Di Indonesia, belum ada yang mencapai 5 persen," katanya.
Dia menilai positivity rate di bawah 5 persen bisa dicapai asal ada konsistensi. Dia berharap Pemprov DKI dan warga konsisten mencegah penularan Corona.
"Mudah-mudahan Jakarta bisa. Kalau konsisten, bica capai itu kurang dari 1 bulan ke depan," katanya.
Berdasarkan data Pemprov DKI di corona.jakarta.go.id, positivity rate kasus baru harian di Jakarta masih di atas 5 persen. Selama tiga hari, dari tanggal 22 sampai 24 Agustus, positivity rate kasus baru harian di atas 5 persen, namun di bawah 6 persen.
Pada 22 Agustus, positivity rate Jakarta sebesar 5,8 persen, kemudian, pada 23 Agustus turun menjadi 5,3 persen, lalu kemudian pada 24 Agustus naik lagi menjadi 5,9 persen.
Selain soal positivity rate, Dicky juga menyebut keberhasilan Jakarta tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat. Dia meniai banyak dukungan dan bantuan pemerintah pusat untuk penanganan COVID-19 di Jakarta.
"Saya lihat Jakarta harus apresiasi pemerintah pusat punya peran besar dengan vaksinasi digelontorkan, dukungan untuk program tracing, tracking, dan isolasi, penambahan kapasitas rumah sakit dan Jakarta sebagai leader-nya di wilayahnya. Ini ada buah dari banyak komponen, pihak. Ini didukung, selain manajemen baik, SDM, juga finansial Jakarta turah-turah (berlebih)," ucapnya.
Simak juga video 'Anies: Saat Ini Jakarta Pusat Paling Terkendali dari Covid-19':
Anies Klaim COVID terkendali. Simak di halaman selanjutnya.
Anies Klaim COVID Terkendali
Anies Baswedan mengatakan kondisi pandemi di Jakarta mulai terkendali. Dia menyebut kasus kematian di Jakarta juga sudah turun signifikan.
"Sekarang suasana sudah lebih tenang, bahkan saya boleh sampaikan kemarin laporan kematian di DKI Jakarta yang biasanya pernah sampai 400, hari kemarin 18 orang, 18 orang itu artinya seperti normalnya sebuah kota, dalam sebuah kota satu hari tentu ada kematian, 18 itu angka yang biasanya kita alami sehari-hari," kata Anies dalam PWNU DKI Jakarta yang disiarkan langsung.
"Kita semua bersyukur kondisi COVID lebih terkendali, hari-hari ini kita menengok bulan Juli lalu betapa Jakarta menjadi pusat, saat ini Jakarta juga pusat, tapi pusat yang paling terkendali," imbuhnya.
Soal positivity rate, Anies pernah menyampaikan bahwa Jakarta aman jika positivity rate di bawah 5 persen. Anies menyampaikan hal tersebut pada 1 Agustus, saat itu positivity rate di Jakarta ada di angka 15 persen.
"Saya mengajak kepada semua untuk jangan kendur, ini belum selesai, kapan nanti kita bisa merasakan aman. Positivity rate kita masih 15 persen. 16 April, 15 April, positivity rate 45 persen, turun jadi 15 persen. Insyaallah, kalau ini di bawah 5 persen kita bisa mengatakan masuk zona aman," kata Anies Baswedan usai menghadiri peluncuran 'Vaksinasi Merdeka' di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (1/8).