Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlibat polemik nyapres dengan partainya, PDIP. Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, mengungkit petugas partai di saat kontroversi Ganjar masih mengemuka.
Dirangkum detikcom, Selasa (1/6/2021), polemik PDIP dengan Ganjar bermula ketika pengurus DPD Jawa Tengah tidak mengundang Ganjar ke acara yang dihadiri Puan Maharani. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyebut Ganjar terlihat terlalu berambisi menjadi calon presiden.
Ganjar sudah bersuara terkait polemik ini. Ganjar mengaku hormat terhadap Puan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teman-teman, saya mengikuti apa yang di medsos. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya sangat hormat sama Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar, Jumat (28/5).
Pada Minggu (30/5/2021), Megawati berpidato dalam sebuah acara partai, yakni peresmian kantor PDIP. Secara virtual, Megawati menyinggung soal petugas partai.
"Maka lebih baik kalau saya boleh bilang, kalau nggak mau jadi petugas partai, saya nggak ngomong lagi anggota partai, petugas partai. Artinya, yang diberi tugas oleh partai, out! Begitu aja, mundur. Jangan lagi orang yang kemarin to. Saya cerita to, saya cerita ada kasus. Saya pecat, nah baru dah, gelimpangan nggak jelas," kata Megawati.
Megawati menceritakan eks kadernya itu kemudian minta dikembalikan ke partai banteng moncong putih tersebut. Megawati juga tidak mengungkap identitas kader yang dipecat itu.
Ada yang menilai ucapan Megawati ditujukan kepada Ganjar Pranowo dan kader-kader lain yang mencoba seperti Ganjar.
Tonton video 'Kata Ganjar Soal Pernyataan Mega 'Petugas Partai Tak Nurut Harus Out'':
Simak berita selengkapnya di halaman berikut
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan PDIP memiliki sistem komando penuh kepada ketua umumnya. Karena itu, Megawati bisa menentukan masa depan kadernya bisa bertahan di PDIP atau tidak.
"Ini yang saya bilang, memang dibandingkan dengan partai-partai lain, PDIP memang agak sedikit berbeda, bahkan PDIP ini tidak segan memecat dan memberhentikan kader yang dinilai membelok, tidak bisa diatur, indisipliner, sekalipun kadernya itu memiliki elektabilitas, popularitas, dan tokoh penting di negara ini," ucapnya.
"Makanya, kalau dibaca konteksnya, ini peringatan kepada Ganjar dan calon-calon Ganjar yang yang lain, bahwa apa pun Anda, tidak boleh merasa, tidak boleh melebihi partai," sambungnya.
Ganjar sudah buka suara soal pesan Megawati. Dia mengaku setuju dengan ucapan Megawati soal petugas partai.
"Ya (kader) harus nurut, tegak lurus," kata Ganjar.
Hal itu disampaikan Ganjar setelah mengukuhkan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah di gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (31/5).
"Petugas partai harus nurut. Saya setuju," lanjut dia.