TNI AL Sayangkan Suud Rusli Dicokok Layaknya Binatang

TNI AL Sayangkan Suud Rusli Dicokok Layaknya Binatang

- detikNews
Kamis, 01 Des 2005 17:10 WIB
Jakarta - Suud Rusli, mantan prajurit manirir, diringkus aparat keamanan di tempat persembunyiannya beberapa waktu lalu. Namun, TNI Angkatan Laut menyayangkan penangkapan terpidana mati yang telah kabur 2 kali itu diperlakukan seperti binatang.Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf yang didampingi Wakil Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Kol Marinir Arnol di RS Angkatan Laut Mitohardjo, Jalan Bendungan Hilir, Jakarta, Kamis (1/12/2005)."Akhir-akhir ini pemberitaan media massa tentang tertangkapnya kembali terpidana mati Suud Rusli, di satu sisi itu sangat menggembirakan, namun di sisi lain ada hal yang tidak sedikit menimbulkan rasa keprihatian kita dan masyarakat pada umumnya, khususnya perlakuan oknum aparat terhadap Suud Rusli," kata Abdul Malik.Dikatakannya, memang kalau dicermati, Suud sudah dua kali kabur, yakni dari tahan Pomal Lantamal II Jakarta dan Rumah Tahanan Militer (RTM) Cimanggis.Meski demikian, kejadian seperti yang ditayangkan di sejumlah media massa terlihat bagaimana oknum aparat memperlakukan Suud kurang manusiawi, seperti ditelanjangi, diikat kaki, tangan dan lehernya. "Ini tak ubahnya perlakuan terhadap binatang. Ini yang kita sesalkan," tegasnya.Kejadian itu, lanjutnya, menunjukkan kurang adanya kedewasaan dan kematangan dari oknum penegak hukum dalam mengambil sikap terhadap suatu persoalan. "Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan kepada aparat yang berupaya menangkap kembali Suud, kami juga menyayangkan perlakuan itu, karena dipandang dari sisi hukum dan etika, apa pun perbuatan itu menyinggung rasa kemanusiaan dan pelanggaran HAM," tuturnya.Teroris Tak Seperti SuudKejadian itu, terang Abdul Malik, sangat ironis ketika Indonesia ingin membagun kepercayaan dunia internasional dalam penegakan HAM. Sebab, perlakuan kepada Suud sangat berbeda dengan penanganan kasus terorisme, di mana para terpidana mati yang telah membunuh ratusan korban masih mendapatkan perlakuan wajar."Contohnya Amrozi, Imam Samudra, Ali Imron dan lainnya. Mereka masih bisa melambaikan tangan dan tersenyum. Tapi Suud diperlakukan tidak adil. Sejelek-jeleknya Suud, dia itu mantan prajurit yang telah mengabdi kepada bangsa dan negara. Ini preseden buruk terhadap terpidana lainnya. Siapa pun dia, apa pun dia, dan sejahat apa pun dia, harus mendapat perlakukan dan perlindungan terhadap pelanggaran HAM," cetus perwira bintang satu tersebut.Dalam kesempatan itu, Abdul Malik Yusuf juga meminta media massa untuk bijaksana dalam menayangkan kasus-kasus penangkapan seperti Suud Rusli yang tidak manusiawi. Hal itu penting agar tidak menimbulkam keresahan di masyarakat, kelompok tertentu, atau kesatuan tertentu.Mengenai belum tertangkapnya terpidana lainnya, Ahmad Sanusi, yang berpangkat letnan dua, Abdul Malik menyatakan hal itu pekerjaan rumah (PR) bagi TNI AL dan Pomal. Saat ini pihaknya terus melakukan pencarian dan pengejaran. Tapi sampai sekarang belum menemukan titik terang."Kita berjanji semaksimal mungkin menangkap mereka," ujar Abdul Malik sambil menambahkan kesulitan dalam menangkap Ahmad Sanusi dikarenakan yang bersangkutan lebih lihai dibandingkan Suud Rusli, karena tidak pernah melakukan kontak dengan keluarga maupun menggunakan alat komunikasi. (san/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads