Menurut Choirul, apabila pemerintah ingin menciptakan generasi yang berinovasi, mereka juga harus menanamkan sikap sadar adab. Adab yang dimaksud Choirul adalah mengetahui dan memahami kejadian kelam di masa lalu.
"Kalau dia (pemerintah) ingin menciptakan generasi yang melek inovasi, juga melek keadaban. Kalau melek keadaban ini jadi rujukan, agar peristiwa masa lalu (misalnya) ada penggunaan kewenangan yang berlebihan, ada abuse of power, ada kebijakan yang salah, bisa diceritakan kepada kita semua," tutur Choirul.
Choirul lalu mencontohkan dua peristiwa pelanggaran HAM yang harus diketahui generasi muda, yakni Reformasi pada 1998 dan G30S/PKI pada 1965.
"Jadi kalau Pak Menteri dalam pidato mengatakan 'Kasihlah kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan pengalamannya', salah satunya suruh menceritakan di depan kelas bagaimana peristiwa '98, peristiwa '65. Itu akan menjadi bangsa yang beradab, nggak hanya inovasi. Kalau bangsa yang inovatif, kalau nggak beradab, yang ada adalah nuklir untuk ngebom, bukan nuklir untuk listrik murah," pungkas Choirul.