"Naiknya pengguna sepeda 580 persen. Jadi ada peningkatan 5,8 kali per jam," kata Syafrin di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat (28/10/2019).
Kenaikan jumlah pesepeda ini dihitung oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Mereka mengevaluasi kebijakan uji coba jalur sepeda di Jakarta yang ditargetkan dibuat sepanjang 63 km tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafrin ingin ada perubahan cara pandang dalam bertransportasi. Dengan bersepeda bisa lanjut ke transportasi umum.
"Kita berharap bahwa selama ini sepeda kan jadi lifestyle saja. Ke depan, kita harap dengan fasilitasi jalur sepeda, orang akan berpikir sebagai alat transportasi. Ke stasiun kalau sekarang ada sepeda di rumah tapi nggak kepikir. Akhirnya pesan taksi dan lain-lain. Sekarang orang pakai sepeda ke stasiun disiapkan bike parking-nya" ucap Syafrin.
Saat ini, Syafrin mengajukan anggaran pembuatan jalur sepeda dalam rencana anggaran Pemeliharaan Prasarana Rekayasa Lalu Lintas di Koridor Busway. Semula, anggarannya senilai Rp 4,49 miliar, kemudian menjadi Rp 73,771 miliar.
"Itu sekitar Rp 69 miliar untuk jalur sepeda. Jadi akan ada marka, akan ada rambu, kantin itu pembatas fisik," ucap Syafrin.
Namun anggaran itu belum disetujui oleh DPRD DKI Jakarta. Syafrin berharap Komisi B segera setuju rencana anggaran itu.
"Ini kan menjadi program unggulan dan dibutuhkan. Tentu kita berharap program ini tetap berlanjut dan nggak ada pembatalan," kata Syafrin.
Simak juga video "Revitalisasi Trotoar di Jakarta Untuk Pejalan Kaki dan PKL":
(aik/fdn)











































