Mulanya Arteria menyinggung soal latar belakang pimpinan KPK yang tidak pernah menempuh sekolah hukum tapi bisa menentukan penyidikan hingga penuntutan. Dia tiba-tiba menuding proses hukum di KPK berdasarkan suka tak suka.
Tiba-tiba Arteria menyinggung nama Febri. Dia juga menuding Febri tidak pernah datang dalam rapat antara KPK dan DPR.
"Nanti dikatakan saya bohong lagi. Febri mana Febri? Bohong itu Febri. Dia berpendapat seolah-olah dia paham, padahal kapasitasnya hanya juru bicara. Tukang nyinyir!" kata Arteria.
"Kalau dibilang saya tukang bacot, Febri lebih dari tukang bacot harusnya," sambung Arteria.
"Kalau saya mengalami sendiri peristiwa hukum, kalau dia? Datang ke DPR saja nggak pernah, (tapi) ngomongin DPR, oh ada pertanggungjawaban yang dilakukan oleh DPR, datang aja dia nggak pernah, kita panggil, nggak mau. Ada pengawasan yang dilakukan DPR terhadap KPK, kamu (Febri) datang aja nggak pernah," imbuh Arteria lagi.