"APBD-nya Rp 7 triliun, PAD Rp 3 triliun. Mereka tidak melihat jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Bogor. Sudah 5,84 juta jiwa penduduk dengan luas wilayah seabrek-abrek, ada 416 desa, 18 kelurahan. Ini tidak cukup dibangun dengan Rp 7 triliun," katanya dalam kuliah umum 'Membangun Kabupaten Bogor yang Berbudaya Berbasis Kearifan Lokal' di Universitas Pakuan, Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis (10/10/2019).
Ade menjelaskan, butuh sekitar Rp 36 triliun untuk mewujudkan pembangunan merata di seluruh Kabupaten Bogor. Namun hal itu, katanya, tidak dimungkinkan karena APBD Kabupaten Bogor hanya sekitar Rp 7 triliun saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan pembangunan dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit di tiap wilayah. Cara ini, kata Ade, tetap memiliki risiko sebab tidak semua masyarakat Kabupaten Bogor akan melihat adanya pembangunan.
"Tetapi itu risikonya. Kabupaten Bogor terluas, masyarakat masih belum melihat bahwa Kabupaten Bogor dibangun. Contoh ketika saya membangun jalan atau jembatan besar dengan biaya Rp 15 triliun, orang Jasinga belum tau. Karena apa? Karena lokasinya jauh," ucapnya.
Ade Yasin menyebu butuh tenaga ekstra untuk melakukan pembangunan di Kabupaten Bogor. "Dari Tanjungsari sampai Jasinga itu kurang lebih membutuhkan waktu 5 jam perjalanan. Bagaimana mereka tahu? Kabupaten Bogor yang luas ini, tentu butuh tenaga ekstra (melakukan pembangunan)," bebernya. (gbr/gbr)











































