"Saya terus mengembangkan tourism karena tourism ini adalah salah satu potensi yang tidak banyak merusak dan mencemari alam," kata Ade dalam acara peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tingkat Kabupaten Bogor 2019, di Sekolah Daar El Salam, Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/10/2019).
Ade mengaku sudah jenuh terhadap potensi pertambangan di wilayahnya yang pengurusan izinnya dan retribusinya mengalir ke provinsi. Namun, menurut dia, ketika ada jalan yang rusak akibat aktivitas pertambangan, yang disalahkan adalah pemkab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu Parung Panjang, saya di-bully terus gara-gara persoalan Parung Panjang belum selesai. Padahal itu semuanya ditarik provinsi, tetapi giliran jalan rusak kita yang dituntut untuk membangun jalan tersebut. Bupati yang disalahkan, Bupati diam aja," sambungnya.
Menurutnya, hanya sedikit masyarakat yang hidup dari sektor tambang. Dia juga berbicara tentang industri besar yang hanya menyerap sedikit karyawan namun turut menyumbang limbah yang besar.
"Industri juga lebih kita fokuskan hanya ke industri pariwisata sekarang, bagaimana menjadikan daerah Kabupaten Bogor potensi wisatanya ini kita optimalkan," tuturnya.
Dia berharap, dengan memanfaatkan potensi wisata, ekonomi masyarakat bisa tumbuh. Menurutnya, banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan.
"Saya akan memprogramkan setiap desa bantuan Rp 1 miliar untuk membenahi aksesibilitas kepada tujuan tujuan wisata tersebut. Ini akan bergerak, masyarakat akan bergerak melalui Bumdes, kita ingin potensi wisata di digerakkan oleh Bumdes sehingga menjadi desa yang maju dan mandiri," tuturnya.
Halaman 2 dari 2











































