Pemantauan dilakukan di desa Kerumutan, Pelalawan, Riau, Minggu (15/9/2019). Hadi menuturkan drone akan diterbangkan selama 24 jam penuh untuk memantau titik api.
"Drone ini akan diterbangkan 24 jam penuh untuk memantau. Api ini harus terus diamati karena siang dan malam beda. Kadang api padam saat siang, lalu malamnya menyala lagi," kata Hadi dalam keterangan tertulis dari BNPB.
![]() |
Hadi menerima laporan terkait kesulitan dalam memdamkan api di akibat karhutla. Dia akan mengirimkan alat berat untuk pelebaran parit agar proses pemadaman semakin mudah.
"Kita akan kirim eskavator untuk memperlebar parit. Kemudian juga pompa air beserta selangnya," kata Panglima Hadi.
Sementara itu, Tito berjanji akan memberikan penghargaan dan sanksi tegas kepada jajarannya terkait penanganan karhutla. Pihaknya sudah memetakan wilayah-wilayah mana saja yang terbakar.
"Apa yang sudah kami lihat dari helikopter bersama panglima TNI dan Kepala BNPB, lahan yang sudah jadi perkebunan, baik sawit maupun tanaman industri lainnya, kok tidak ada yang terbakar. Misal pun ada paling hanya sedikit dan di pinggir. Ini menunjukkan adanya praktek 'land clearing' dengan mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau," ungkap Tito.
Hingga pagi ini, Minggu (15/9) terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Provinsi Riau. Secara umum Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis hingga tebal dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB. Jarak pandang berkisar antara 1 hingga 2.2 km dan suhu berkisar hingga 37 derajat celcius. Sedangkan kualitas udara menurut pengukuran PM10 pada pukul 07.00 s/d 10.00 WIB berada pada kisaran 182 sd 201 ugram/m3 atau dalam level tidak sehat.
Simak Video "TNI Akan Bikin Hujan Buatan Atasi Karhutla di Riau"
(fdu/fdu)