Di Sulawesi Selatan, curah hujan yang cukup deras dalam sepekan terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Sidrap terendam banjir. Banjir terjadi di tiga kecamatan merendam permukiman dan sejumlah fasilitas umum.
Tak hanya itu, air bahkan mulai meluber ke jalan dan membuat jalur Trans Sulawesi di Kecamatan Dua Pitue lumpuh total sejak pukul 11.00 Wita, Sabtu (8/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap, 400 jiwa di Desa Bola Buku, Kecamatan Pitu Riase, terisolasi. Sebab, akses jalan terputus setelah diterjang banjir.
"Ini masih sementara di lokasi," kata Kepala BPBD Sidrap Siara Barang saat dihubungi detikcom.
Banjir tersebut merupakan air kiriman dari Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Tana Toraja, yang disebabkan tingginya curah hujan sejak Rabu (5/6) hingga saat ini.
Di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, 28 Desa di 6 kecamatan terendam banjir. Banyak warga terjebak di gundukan tanah dan atap rumah.
"Masih banyak warga yang terjebak di antara gundukan tanah atau di atas rumah," ujar Bupati Konawe Utara Ruksamin kepada detikcom, Minggu (9/6).
Pemerintah daerah setempat bersama BPBD berupaya melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak. Namun evakuasi terhambat arus air yang deras.
"Sementara kami masih terus melakukan evakuasi. Masing-masing, seperti desa Tapuwatu kami evakuasi ke Desa Tangguluri karena di situ dipisahkan arus yang cukup deras sehingga menyulitkan kami untuk mengevakuasi mereka," katanya.
Ada 4 kecamatan yang belum bisa diakses oleh tim SAR untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Bahkan ada 1 kecamatan yang seluruh desanya terendam banjir.
"Kami belum bisa mengakses transportasi di 4 Kecamatan, kemarin di Kecamatan Oheo itu kami diinformasikan itu baru 5 desa terendam, sekarang sudah rata semuanya, se-Kecamatan Oheo. Kecamatan Langgigima diiformasikan satu desa. Di sisi lain debit air semakin naik," ungkap Ruksamin.
![]() |
"Rumah terendam itu ribuan unit (terendam), belum bisa kami pastikan jumlahnya, sementara masih pendataan, karena akses informasi terputus, listrik terputus, kemudian jembatan putus," tuturnya.
Jembatan jalur Trans Sulawesi yang ada Kabupaten Konawe Utara memang putus akibat banjir yang melanda wilayah tersebut.
"Jalur Trans Sulawesi di Kecamatan Asera putus, itu jembatan Trans Sulawesi itu di ujungnya jebol dan putus tidak bisa dilalui lagi," tutur Ruksamin.
Sementara itu, di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pemerintah daerah setempat langsung menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul musibah banjir yang melanda sejumlah daerah di Samarinda.
"Pemkot Samarinda sudah mengeluarkan status Tanggap Darurat," kata operator Pusdalops BPBD Kota Samarinda, Aditya kepada detikcom, Minggu (9/6).
Tak hanya merendam rumah warga, banjir ini juga memutus akses ke Bandar Udara (Bandara) Internasional APT Pranoto.
"Jalur bandara putus itu di Mugirejo, Bengkuring, itu Sempaja Timur. (Putus) sampai sekarang ke Bandara APT Pranoto," terang Aditya.
Adapun daerah-daerah yang diterjang banjir yakni Kota Samarinda, Samarinda Utara, Sempaja Utara dan Sempaja Timur. Sempaja Timur menjadi daerah yang paling parah dilanda banjir.
Ada 15 RT di Sempaja Timur yang teredam banjir. Sekitar 2.300 warga yang terdampak.
"Yang paling parah itu Kelurahan Sempaja Timur. Untuk di Sempaja Timur itu yang terdampak ada 15 RT dengan ketinggian dari 25-75 centimeter. Untuk yang terdampak itu ada sekitar 735 KK," terang Aditya.
![]() |
"Status bencana ini tanggap darurat. Tadi saya sudah koordinasi dengan Pak Wali Kota, untuk itu bantuan segera disalurkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secepatnya," ujar Sekretaris Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin saat meninjau lokasi banjir di kawasan Bengkuring, seperti dilansir dari Antara hari ini.
Tonton video 9 Desa Terisolasi Banjir di Konawe Utara, BNPB Kerahkan Heli:
Halaman 3 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini