Wiranto menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (28/3/2019). Dia jadi pembicara seminar nasional Forum Nasional Mahasiswa Anti Penyalahgunaan Narkoba 2019.
Selain bicara soal bahaya narkoba dan upaya penanggulangannya, Wiranto juga menyinggung soal Pemilu 2019. Dia berharap pesta demokrasi ini berlangsung damai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto menyebut Pemilu layaknya pemilihan rektor. Semua bertujuan mencari pemimpin yang terbaik. Karena itu, tidak perlu saling ribut satu dengan yang lain.
"Untuk masa depan Indonesia, untuk kesinambungan Indonesia, untuk sustainable Indonesia, kita tentu memilih pemimpin yang berkualitas. Terpulang pada pilihan adik-adik sekalian. Tapi sudah tergelar di situ, para pemimpin masing-masing sudah menunjukkan kualitasnya, track recordnya, pengalamannya, kemampuannya, integritasnya, visinya, tinggal dipilih aja mana yang cocok, tidak perlu berkelahi dengan saudaranya. Saya pernah mendengar kakak adik nggak ngomong karena beda pendapat, yang satu pilih 02, yang satu pilih 01. Nggak ngomong. Kok bodoh banget sih. Kok sampai nggak ngomong itu bagaimana," beber Wiranto.
Wiranto menyatakan, beda pendapat tidak masalah. Itu biasa dalam demokrasi. Namun jangan sampai beda pendapat jadi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Saya berikan apresiasi kepada adik-adik sekalian, yang kumpulnya ini orang-orang yang sadar. Sebenarnya ceramah saya untuk orang-orang yang nggak sadar. Tapi untuk memperkuat saya kira, memperkuat semangat adik-adik sekalian bahwa adik-adik sekalian sudah di jalan yang benar, dan ajak yang lain menuju jalan yang benar. Jalan Indonesia menuju Indonesia emas 2045, itu yang saya harapkan," jelasnya.
Saksikan juga video 'Jangan Hakimi Lembaga Survei Karena Beda Hasil':
(hri/fjp)











































