Timses Jokowi: Indonesia Tak Punya Tenaga Kerja Siap Pakai

Timses Jokowi: Indonesia Tak Punya Tenaga Kerja Siap Pakai

Mochamad Zhacky - detikNews
Senin, 15 Okt 2018 17:18 WIB
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Rosan Roeslani. (Zhacky/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Rosan Roeslani, menyinggung tentang jumlah tenaga kerja di Tanah Air. Dia menyebut 46% dari 133 juta pekerja di Indonesia hanya berpendidikan SD.

"Berdasarkan dari Departemen Tenaga Kerja, tenaga kerja kita kurang-lebih 133 juta. Tetapi hampir 50%, 49 koma berapa persen, itu pendidikannya SD," kata Rosan saat berdiskusi tentang ekonomi di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).

"Kalau dilihat dalam lagi, 26%-nya itu hanya pernah mengecap pendidikan SD. Jadi, tamat SD pun nggak," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Rosan, hanya 12% dari 133 juta tenaga kerja di Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan di universitas. Kondisi tersebut, lanjut Rosan, harus segera diperbaiki.

"Hanya 12-13% pendidikannya itu universitas dan diploma. Hanya 12-13% dari 133 juta orang. Nah, kalau dilihat seperti ini, mutlak adalah kita meningkatkan skill, kemampuan, dan produktivitas," ucap Rosan.

Menurut Ketua Kadin itu, kondisi tersebut menandakan kualitas pekerja Indonesia yang tidak baik. "Sebetulnya dengan struktur tenaga kerja yang seperti ini, intinya kita tidak memiliki tenaga kerja yang siap pakai," terangnya.

Rosan menjelaskan ada beberapa penyebab. Salah satunya ketidaksinkronan antara kebutuhan akan tenaga kerja dan lapangan kerja yang tersedia.

"Kenapa? Karena yang terjadi sekarang adalah missmatch antara kebutuhan dunia usaha dengan tenaga kerja yang sudah tersedia," ujar Rosan.


Untuk memperbaiki kondisi tersebut, Kadin juga sudah memberi masukan kepada pemerintah. Menurutnya, pemerintah harus menentukan industri apa saja yang akan dikembangkan dalam beberapa tahun ke depan.

"Dari dunia usaha, kita memberikan masukan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun nih ke depan ini industrinya apa sih yang diprioritaskan?" tutur Rosan.


Simak Juga 'Industri Digital Masih Butuh Tenaga Kerja Asing':

[Gambas:Video 20detik]


(zak/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads