"Saya ingin menyampaikan angkat jenazah dari dasar Danau Toba tidak salah, itu kewajiban. Karena peristiwa ini terjadi saat negara sedang karut-marut dan kita diadu domba dan sedang dipojokkan," kata Ratna.
Hal itu disampaikan dalam diskusi di di Hotel Danau Toba International, Jalan Imam Bonjol, Medan, Rabu (25/7/2018).
"Kita tidak berhak menutupi kebenaran. Kita tidak berhak bungkam, apa kita perwakilan negara dan bekerja di pemerintahan? Karena saya lihat suasana di hadapan Luhut Panjaitan saat itu semua berlagak galak dan setelah Luhut pulang seolah semua ramah," ungkap Ratna.
Ia menuturkan bangsa ini didirikan karena ada rakyat. Jadi negara tidak boleh menganggap enteng rakyat, seolah rakyat tidak ada harganya.
"Memberikan santunan memang kewajiban pemerintah. Tapi santunan seolah seperti barter. Tugas negara memberikan santunan dan mencari korban hingga ditemukan dan kembalikan pada keluarga," katanya.
Tonton juga 'Fahri Hamzah Bela Ratna yang Cekcok dengan Luhut':
(asp/asp)