"Dibanding sitaan pada tahun 2017 saja, sitaan sabu selama satu semester ini sudah melebihi," kata Kabag Humas BNN Kombes Sulistriandriatmoko di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (5/7/2018).
Sulis merinci, total sitaan sabu selama tahun 2017 sebanyak 1,11 ton. Sedangkan pada semester pertama di tahun 2018 sudah mencapai 1,38 ton.
"Hal itu membuktikan betapa intensitas penyelundupan narkotika ke Indonesia itu luar biasa besarnya. Di sisi lain itu juga prestasi dari Deputi Berantas BNN untuk menghentikan pasokan itu sehingga tidak beredar di tengah masyarakat," ujar Sulis.
BNN mengatakan penyelundupan narkotika ke Indonesia mayoritas masih menggunakan jalur laut. Meski demikian, sejumlah modus-modus baru mulai bermunculan.
"Modus berubah terus, kalau kemarin lewat laut, ini lewat kargo akhir-akhir ini lewat kargo yang ekstasi dari eropa itu," tambah Kepala BNN Komjen Heru Winarko.
Heru menyebut, selain bergonta-ganti modus, jaringan narkoba mulai mengembangkan penggunaan teknologi. Untuk itu, BNN terus memperbaharui alat-alat IT yang sudah dimiliki saat ini.
"Kita terus meng-update karena masalah narkoba ini terus meningkat IT dan modusnya. Kita menyesuaikan terus," ucap Heru.
Berikut data barang bukti narkotika sitaan BNN selama tahun 2018:
Sabu 1.380.770 gram
Ekstasi 217.526 butir
Ganja 36.285 gram
Catinone 67.940 gram
Methylenedioxyamphetamine (MDA) 21.108 gram
(ibh/idh)