"Kita sebenarnya mulai mati itu di pemberitahuan jam 20.00 WIB sampai jam 10.00 WIB pagi. Ya sekitar 14 jam akan mati mulai hari ini, 5 Juli 2018, malam sampai 6 Juli 2018 pagi," kata Supervisor Komunikasi dan Layanan Pelanggan Tirta Asasta Ratih Dita saat dihubungi wartawan, Kamis (5/7/2018).
Empat kecamatan yang terkena dampak penyetopan distribusi air bersih itu adalah Kecamatan Sukmajaya (semuanya mati), Kecamatan Cilondong (sebagian), lalu Cimanggis dan Tapos (dimatikan semua). Total ada sekitar 38 ribu pelanggan yang terkena dampak ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soalnya yang kita ganti kan listrik, sementara kantor perlu listrik, alat-alat perlu listrik, (seperti) nyedot pompa (air) dari sumber air juga pakai listrik dan karena sudah waktunya diganti ya terpaksa semua mati, tidak ada yang berfungsi. Listriknya mati semua nanti, di kantor (Tirta Asasta) mati semua juga nanti," paparnya.
Tirta Asasta Depok menyiapkan tangki gratis untuk mengantisipasi kekurangan air bersih ini. Sayangnya, untuk melayani 38 ribu pelanggan ini, hanya ada 3 tangki gratis yang disiapkan.
"Akan ada tangki ke masyarakat kalau misalnya memang sampai diperlukan banget, biasa yang terjauh dari kita akan kita kirim mobil tangki ada 3 mobil, yang muatannya 4.000 liter air," ujarnya.
![]() |
Ratih mengimbau masyarakat yang terkena dampak mulai menampung air. "Imbauan saya menampung air saja hari ini sebelum jam 20.00 WIB, sebelum mati air. Mudah-mudahan sih besok nggak sampai jam 10.00 WIB pagilah," tuturnya.
Seorang warga Tapos, Deni, mengeluhkan adanya pemadaman air ini. Sebab, di wilayahnya sendiri cukup sering air PAM dimatikan.
"Sudah sering saya kena mati air ini, kenapa harus Tapos melulu sih yang dimatikan airnya?" keluh Deni.
Hal yang sama diungkapkan Yuni. Warga Tapos itu kesulitan mencari air bersih ketika aliran air dihentikan.
"Beberapa bulan lalu mati juga, susahnya ketika nggak ada yang keliling jualan air bersih. Ini merepotkan," ucap Yuni.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini