"Mereka semua dikenal baik di kampung. Orangnya tidak banyak ulah dan sering bergaul dengan masyarakat. Kami kaget saat polisi kasih kabar Hengki bersama tiga temannya pelaku pembunuhan sopir Go-Car," kata Kades Mulya Jaya, Fredi saat ditemui di Mapolda Sumsel, Jumat (13/4/2018).
Hengki bersama Tyas tinggal di Desa Mulya Jaya, Lalan, Musi Banyuasin. Sedangkan Poniman dan Bayu merupakan warga desa tetangga, tapi masih satu kecamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua hari setelah Poniman dan Bayu itu ditangkap. Saya sempat chatting sama Hengki di Facebook untuk menyerahkan diri saja dan itu dia balas," kata Fredi.
"Saya takut dipenjara. Saya ini kotor Pak," kata Fredi menirukan isi balasan chatting dari Hengki Sulaiman saat itu.
Saat ditanya keberadaannya saat ini, Hengki pun tidak lagi membalas chatting dari Fredi. Namun Fredi menduga saat itu warganya ini sudah tidak lagi berada di wilayah Sumatera Selatan.
Tidak cukup di situ, Fredi pun mendatangi keluarga Hengki dan memberikan saran agar putranya menyerahkan diri. Tetapi pihak keluarga mengaku tidak tahu dimana keberadaan Hengki usai menjadi buronan polisi.
Fredi mendatangi Mapolda Sumsel untuk menerima serah terima jenazah Hengki. Hengki rencananya akan dimakamkan di kampung halaman setelah otopsi selesai.
"Ini saya mau serah terima jenazah sama keluarga Hengki dari polisi. Kalau sudah selesai semua rencananya mau langsung dimakamkan," kata Ferdi meninggalkan wartawan menuju RS Bhayangkara. (asp/asp)











































