Camat Cidahu, Ading Ismail memastikan batu-batu bersusun rapi itu bukan fenomena alam, sebagaimana diviralkan di media sosial. Ada warga yang menyaksikan sekelompok orang menyusun batu-batu tersebut di sungai.
"Setelah mendapat informasi saya langsung ke lokasi, saya serap informasi dari warga yang mengaku melihat sejumlah orang yang membuat batu-batu itu menjadi bersusun," kata Ading, Sabtu (3/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau airnya keruh memang agak seperti fenomena alam, tapi kalau airnya jernih terlihat jelas kalau itu bikinan manusia," sambung Ading.
Sekretaris Desa (Sekdes) Jayabakti, Cimahu, Agus Muzamil mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai makna di balik susunan batu-batu itu.
"Saya dapat informasi jika susunan itu sengaja dibuat sejumlah anak muda dengan maksud mengajak warga untuk menjaga lingkungan. Yang salahnya itu oleh yang pertama kali melihat mungkin kaget informasinya jadi liar hingga dikaitkan dengan fenomena alam dan mistis," kata Agus.
Agus telah lebih dulu melakukan riset mengenai kemunculan batu-batu bersusun seperti itu. Kejadian serupa beberapa kali terjadi di tempat lain.
"Sejak postingan itu viral saya sudah lebih dulu mencari tahu tentang susunan batu seperti itu, bahkan saya buka Youtube dan informasi pembanding. Ternyata kegiatan semacam itu memang banyak dilakukan oleh sejumlah komunitas," kata Agus.
Batu bersusun rapi sebanyak 90 buah paket susunan itu dipastikan bukan fenomena alam apalagi mistis. Ada warga yang melihat sekelompok pemuda menyusun batu-batu itu. Namun apa motif dan bagaimana cara batu-batu tersebut disusun di tengah sungai masih misterius. (fjp/fjp)











































