Menag dalam Pertemuan NU Sedunia: Islam Tak Saling Menyalahkan

Laporan dari Mekah

Menag dalam Pertemuan NU Sedunia: Islam Tak Saling Menyalahkan

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Selasa, 29 Agu 2017 21:42 WIB
Silaturahmi NU digelar di Mekah (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)
Mekah - Silaturahmi Nahdlatul Ulama digelar di Mekah menjelang puncak haji. Ribuan orang hadir. Konjen RI Jeddah M Hery Saripudin, Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga diundang.

Acara berlangsung di Hotel Arkan Barkah, Mekah, Selasa (29/8/2017). Di tengah peserta, hadir tokoh NU, seperti KH Maimun Zubair (pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang, Rembang), KH Salahudin Wahid (Ponpes Tebuireng, Jombang), KH Ali Masyhuri (Sidoarjo), dan lain-lain.

Dubes RI untuk Saudi Agus Maftuh bercerita soal hubungan Saudi dan Indonesia. Saat ini hubungan kian baik. Diplomasi dilakukan dengan berbagai cara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menteri Haji Saudi itu (Muhammad Saleh bin Tahir al-Bantani) berdarah Banten. Jadi ada hubungan dengan Indonesia. Pendekatan atau diplomasi apa pun kita pakai," kata Agus sedikit bercanda.

Agus Maftuh membuat ruangan yang penuh sesak meriah. Sesekali peserta tergelak. Pria kelahiran Semarang, 51 tahun lalu, ini menyampaikan sambutan dengan gaya santai.

Menag dalam Pertemuan NU Sedunia: Islam Tak Saling MenyalahkanSilaturahmi NU digelar di Mekah (Triono Wahyu Sudibyo/detikcom)

Sementara itu, Menag Lukman mengatakan, sebagai ormas terbesar, NU kini tidak hanya dihadapkan pada masalah bangsa, tapi juga dunia. Peran aktif NU diperlukan dalam menata peradaban.

"Perbedaan harus dipahami secara arif. Sebagaimana Islam yang berkembang di Nusantara yang pada dasarnya tidak saling menyalahkan," kata Menag.

Lukman mencontohkan soal larang perempuan menyetir mobil di Saudi. Di Indonesia, perempuan tidak hanya menyetir mobil sendiri, bahkan bisa jadi ketua pengadilan agama yang keputusannya sangat penting. Namun hal itu tak perlu dibandingkan dan diperdebatkan.

"Tidak berarti Islam di Indonesia lebih baik dari Saudi dan sebaliknya. Masing-masing memiliki konteks. Jadi melihat perbedaan itu harus penuh kearifan," kata Lukman disambut tepuk tangan peserta.

"NU harus menebarkan Islam yang penuh kedamaian," sambung Lukman sambil berharap peserta menjadi jemaah haji mabrur.

Seusai sambutan, acara dilanjutkan dengan diskusi dengan pembicara KH Yahya Cholil Staquf, Ahmad Ishomudin, dan Rumadi Ahmad. Di sisi lain, Konjen RI, Dubes, hingga Menag meninggalkan lokasi karena harus mempersiapkan puncak haji. (try/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads