Menurut Zaini, Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid bersejarah yang menjadi ikon bagi Aceh sekaligus sebagai simbol peradaban Islam di Tanah Rencong dalam menjalankan misi perjuangan dan penyebaran Islam di Tanah Air. Saat tsunami melanda Aceh pada 2004, masjid ini juga menjadi saksi sejarah tempat rakyat menyelamatkan diri.
"Dengan latar belakang sejarah itu, wajar kalau keberadaan masjid ini mengundang banyak perhatian masyarakat Indonesia dan internasional, yang ingin mengetahui sejarah peradaban Islam di Aceh maupun perkembangan Islam di Nusantara," kata Zaini dalam sambutannya saat peresmian Masjid Baiturrahman, Sabtu (13/5/2015).
"Predikat itu tentunya menjadi landasan bagi kita untuk memperkuat keberadaan masjid ini bagi pengembangan peradaban Islam di masa depan," tutur Zaini.
Adanya payung tersebut dapat menambah daya tampung jemaah yang semula 9.000 orang di dalam masjid menjadi 24.400 jemaah di dalam dan di luar masjid. "Payung ini secara desain mengikuti payung-payung yang ada di Masjid Nabawi Madinah, dengan maksud untuk menambah keindahan masjid, juga sebagai sarana untuk kenyamanan beribadah para jemaah," ungkap mantan Menteri Kesehatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tersebut.
![]() |
Saat meresmikan masjid, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat memuji keindahan masjid kebanggaan warga Aceh tersebut. "Masjid Raya Baiturrahman di Serambi Mekah dengan gaya Madinah (Masjid Nabawi). Jadi lengkap," kata Wapres JK dalam sambutannya.
Wapres JK mengimbau masyarakat tidak hanya terpana oleh keindahan Masjid Baiturrahman, tapi juga harus memakmurkannya, dalam arti, semakin ramai masyarakat yang beribadah di masjid ala Nabawi tersebut.
"Tentu barulah lengkap apabila kemakmuran masjid ini sejalan dengan keindahannya," ucap JK.