"Itu diduga depresi. Menurut keterangan suaminya, iya (hamil) katanya," ujar Kapolsek Cilograng AKP Suparwono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon di Lebak, Senin (8/5/2017).
Suparwono mengatakan tubuh Kayasih pertama kali ditemukan oleh ketua RT setempat dalam keadaan tergantung di bagian belakang rumah dekat dapur. Selendang warna merah terlilit pada leher korban dan terkait pada kayu langit-langit rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, menurut Suparwono, dari keterangan suaminya, Kayasih masih mempersiapkan makan untuk anak dan suaminya bertani. Anaknya kebetulan masih duduk di kelas II sekolah dasar dan suaminya bekerja serabutan di ladang.
Namun, begitu menjelang sore, ketika suaminya datang, rumah dalam keadaan terkunci dari dalam. Karena penasaran, tambah Suparwono, warga dan keluarga mencari-cari Kayasih sampai sungai dan hutan. Sebagian orang yang mencari di sekitar rumah melihat jasad Kayasih yang sudah tergantung.
"Sebelumnya juga tidak ada pertengkaran, itu diduga depresi," katanya.
Keluarga besar dari Kayasih, menurut Suparwono, menolak dilakukan autopsi terhadap korban. Mereka sepakat menganggap tewasnya Kayasih sebagai musibah.
"Kita mau autopsi, tapi keluarga menolak. Karena ini sudah dianggap sebagai musibah oleh keluarga maupun suaminya," tegasnya. (bri/try)











































