Penangkapan Diko, mengagetkan ibunda, Rohayati (48). Rohayati baru mengetahui putranya ditangkap polisi pada Jumat (31/3) sore, selepas dirinya mengikuti aksi 313 di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Rohayati baru bisa menjenguk putranya di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok hari ini. Dia datang ditemani kakaknya atau paman Diko, Komar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi ketemu, ngobrol. Di sel enggak ada alas, tikar, hanya ada dua lembar koran, enggak ada bantal. Dan enggak ada peralatan sembahyang, jadi selama ini dia tidak solat," ujar Rohayati kepada wartawan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Sabtu (1/4/2017).
Rohayati meminta hal beribadah untuk anaknya. "Saya meminta haknya sebagai Warga Negara Indonesia yang beragama Islam yang diwajibkan ibadah 5 kali sehari sembahyang, di situ enggak ada alat sembahyang," tuturnya.
Rohayati hanya membawa kain sarung dan pakaian ganti untuk Diko. Rohayati sendiri telah meminta peralatan salat untuk Diko kepada petugas.
"Bahkan saya minta ke petugas, bilangnya (Diko) 'hanya sekadar titipan, bukan wewenang saya'," tuturnya.
Rohayati juga mencurahkan isi hatinya soal penangkapan Diko. Menurutnya, anaknya tidak terlibat dalam upaya makar.
"Diko itu kesehariannya itu dia kan kegiatan di GPI, yang setahu saya waktunya itu banyak di Menteng, di situ dia menjadi imam di imam masjid tua di situ, penceramah juga, kadang ngadain muludan," jelasnya.
Rohayati membenarkan Diko adalah mantan suami Mimah Ketua Bawaslu. "Iya. Istrinya itu Mimah, tadinya," ujarnya.
(mei/fdn)











































