Gerakan Perempuan Anti Korupsi yang dicanangkan pada 22 April 2014 ini beranggapan perempuan atau ibu merupakan figur sentral dalam memberikan pendidikan moral pada anak dan keluarga. Inilah yang kemudian menjadi landasan kuat untuk melahirkan gerakan 'Saya, Perempuan Anti-Korupsi'.
"Ungkapan di balik laki-laki hebat, ada wanita yang kuat itu adalah benar. Namun, makna wanita yang kuat itu harusnya dimaknai kuat mendorong suaminya untuk tidak korupsi, bukan sebaliknya justru kuat mendorong suami untuk melakukan korupsi", ungkap KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto, selaku Pembina Utama PIA Ardhya Garini dalam keterangan yang diterima detikcom, Minggu (26/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Materi sosialisasi disampaikan oleh Ganjar Laksmana Bonaprapta, Anggota Bidang Studi Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian materi 'Perempuan Agen Pencegahan Korupsi Yang Luar Biasa' disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan.
Sosialisasi oleh PIA Ardhya Garini ini juga dilakukan secara serentak di 20 provinsi. Tujuannya, agar semangat Kartini masa kini dapat melakukan perubahan, khususnya dalam upaya pencegahan korupsi. Gerakan pun diharapkan bisa menggema di seluruh Indonesia. (brt/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini