Dubes RI: Tahun Ini Pertama Kali Indonesia Jadi Tujuan Terfavorit Warga Australia

Dubes RI: Tahun Ini Pertama Kali Indonesia Jadi Tujuan Terfavorit Warga Australia

Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Kamis, 22 Sep 2016 06:25 WIB
Foto: Dok KBRI Canberra
Canberra - Setiap tahun, Australia selalu mengadakan festival bunga terbesar di negara itu. Festival bunga terbesar itu dinamakan Floriade.

Tahun ini secara khusus Indonesia diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam Floriade. Tak menyiakan kesempatan itu, KBRI Canberra kemudian menampilkan tarian asli Papua yaitu Pangkur Sagu.

"Pangkur Sagu yang dibawakan secara atraktif oleh empat penari dari Papua Barat yang tengah belajar di University of Canberra berhasil memukau pengunjung Floriade," kata Kepala Pensosbud KBRI Canberra Iwan Freddy Hari Susanto dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (21/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tarian Pangkur Sagu menggambarkan suasana gembira masyarakat Papua ketika menyambut pesta panen sagu yang menjadi makanan utama masyarakat Papua," lanjutnya.

Tarian tersebut berhasil memikat hati masyarakat Australia yang berkumpul di Commonwealth Park. Empat mahasiswa yang membawakan tarian Pangkur Sagu itu bernama Esther Marandei, Florensia Sirfefa, Lizha Wanggai, dan Sandy Waer.

Tarian Pangkur Sagu Meriahkan Festival Bunga Terbesar di Australia (Dok KBRI Canberra)Tarian Pangkur Sagu Meriahkan Festival Bunga Terbesar di Australia (Dok KBRI Canberra)


Selain tarian Papua, KBRI Canberra juga menyuguhkan berbagai kesenian asli Indonesia. Ada Angklung dan Arumba yang dibawakan oleh mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Australian National University dan University of Canberra, serta staf dan pengurus Dharma Wanita Persatuan KBRI Canberra.

"Musik Jawa Barat ini ditampilkan melalui tiga lagu, yakni Manuk Dadali, Gambang Suling dan Suwe Ora Jamu, betul-betul membuat pengunjung kagum melihat alat musik bambu mampu menghasilkan nada dan alunan musik merdu," ucap Iwan Freddy.

"Melengkapi penampilan KBRI Canberra adalah tarian Bali oleh 6 penari, di mana salah satunya adalah bule Australia yang fasih berbahasa Indonesia, yakni Madeline Pratt," imbuhnya.

Sebagai puncak penampilan, penari Papua berkolaborasi dengan penari Bali serta musik Angklung dan Arumba menarikan tari Kecak. Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dan istri Nino Riphat yang hadir pula dalam acara itu mengaku bangga melihat penampilan masyarakat Indonesia di festival bunga terbesar di Australia.

"Partisipasi KBRI Canberra di Floriade menjadi salah satu bagian dari upaya KBRI Canberra untuk mempromosikan potensi pariwisata dan kekayaan seni maupun budaya Indonesia kepada masyarakat Australia. Potensi wisatawan Australia sangat besar dimana tahun ini untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tujuan terfavorit turis Australia yang ingin bepergian ke luar negeri menggeser Selandia Baru," ungkap Iwan Freddy.

Selain itu ada tari Bali, musik Angklung yang ditampilkan (Dok KBRI Canberra) Selain itu ada tari Bali, musik Angklung yang ditampilkan (Dok KBRI Canberra)


Itu semua tidak terlepas dari promosi agresif KBRI Canberra dan perwakilan-perwakilan lainnya di Australia serta kerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Salah satu pengunjung asal Canberra, John McIntiyre mengatakan tari-tarian Papua dan Bali yang diiringi musik Arumba sangat unik.

"It is amazing to witness the unique, impressive cultural performances of Indonesian dancers. It makes this year's Festival more special,"tutur John McIntiyre.

Setiap tahun, Festival Floriade diselenggarakan untuk menyambut musim semi (spring) dan rata-rata dikunjungi oleh hampir setengah juta orang, melebihi jumlah penduduk Canberra sendiri yang berjumlah sekitar 400 ribu jiwa. Sebagian pengunjung berasal dari Sydney, Melbourne, Adelaide dan kota-kota besar lainnya. Tak kurang dari sejuta bunga tulip dan ragam bunga lainnya ditanam untuk memeriahkan Festival ini. (yds/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads