Soal Senpi Gatot Brajamusti, Sutradara: Saya Tidak Tahu itu Asli atau Tidak

Soal Senpi Gatot Brajamusti, Sutradara: Saya Tidak Tahu itu Asli atau Tidak

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 14 Sep 2016 13:49 WIB
Sutradara Film Azrax/ Foto: Mei Amelia/detikcom
Jakarta - Dedi Setiadi, sutradara film 'Azrax' dicecar polisi soal kepemilikan senpi ilegal Aa Gatot Brajamusti di Polda Metro Jaya. Namun Dedi mengaku dirinya tidak tahu apa-apa soal senjata api tersebut.

"Saya enggak mengerti asli apa kagak, tanya sama art director, kan itu mau dipanggil juga sama properti, itu mereka yang akan ditanya," ujar Dedi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/9/2106).

Tapi Dedi mengetahui adanya penggunaan senjata api sebagai properti dalam film bergenre action itu. Hanya saja, Dedi mengaku tidak mengatahui bagaimana sehingga senjata api itu bisa digunakan dalam properti film.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu saya tidak tahu, kita kan hanya siapkan skenario, mengarahkan pemain saja. Bahwa itu dari mana datang senjata, asli apa enggak saya enggak tahu," kata Dedi.

Dedi mengungkap, selama proses syuting memang ada adegan menggunakan senjata api. Hanya saja, Dedi tidak tahu apakah senjata api itu milik Gatot atau bukan.

"Kan senjatanya banyak, tembak-menembak antara polisi dan sindikat pedagangan wanita. Aa Gatot juga ada adegannya merebut senpi dari penjahat dan tembak menembak," ungkapnya.

Sementara Dedi juga belum diperlihatkan senjata api itu oleh penyidik selama pemeriksaan. Dedi istirahat dari pemeriksaan dahulu untuk melaksanakan salat Zuhur.

"Aku enggak pernah lihat senjata Gatot seperti apa. Belum dikasih lihat (oleh penyidik-red)," imbuhnya.

Seingatnya, saat proses syuting adegan tembak-menembak, ada polisi yang terlibat pengamanan. Ia tegaskan, bahwa saat syuting adegan tersebut pihaknya sudah mengantongi perizinan dari polisi.

"Dan itu ada polisi beneran yg mengawal itu ada. Pasti ada (polisi) yang kawal waktu syuting, karena saya juga minta astrada menyiapkan beberapa polisi," lanjutnya.

Tetapi menurutnya lagi, biasanya penggunaan senjata untuk properti dalam syuting film adalah senjata api bohongan.

"Kebanyakan palsu dan itu biasanya dikawal oleh polisi, tidak pernah tak dikawal polisi. Izin ada, izin keramaian, gunakan mesiu dan senjata itu pasti ada izinnya," terang dia.

Dedi menambahkan, pemeriksaan terhadap dirinya kurang pas. Sebab, menurutnya, soal penggunaan senajata api bukan bagian dari tugasnya sebagai sutradara.

"(Tugas) saya mengarahkan bagaimana cara menembak baik itu kan ada supervisornya. Kalau saya hanya mengarahkan bagaimana agar dia atraktif. Saya harus arahkan dia sebagai seseorang yang menembak dengan atraktif, menarik," paparnya.

"Kalau yang urus properti itu ada art director, bagian properti," pungkasnya. (mei/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads