Siti bercerita, anaknya mulai sakit-sakitanya saat menginjak usia 10 bulan. Siti bingung anaknya kerap demam.
"Saat usianya 10 bulan anak saya sudah masuk rumah sakit, saat itu panasnya nggak turun-turun. Bentar sembuh terus seminggu sakit lagi panas tiga hari, selama dua bulan begitu terus," ujar Siti kepada detikcom saat melakukan vaksin ulang di RSU Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom |
Siti mengaku tidak mengetahui bila anaknya mendapat vaksin palsu. Siti yang juga awam dengan dunia medis hanya menurut keinginan bidan yang memvaksin anaknya pada saat itu. Dia baru mengetahui setelah Kementerian Kesehatan merilis data sejumlah rumah sakit dan klinik yang terdaftar sebagai pengguna vaksin palsu.
"Saya kaget pas ada nama kliniknya, langsung saja saya meminta penjelasan ke klinik itu saya datangi," ceritanya.
Siti berharap anaknya yang saat ini berusia 2 tahun tidak lagi tidak sakit-sakitan usai divaksin ulang. Siti mengantar buah hatinya untuk vaksin ulang di RSU Kecamatan Ciracas sekitar pukul 10.30 WIB. Dia melakukan imunisasi Pentabio jenis DPT dan polio sesuai catatan yang ada dibuku vaksin klinik tersebut.
"Ada petugas datang ke rumah saya tadi, bilang ke saya vaksin ulang. Kalau enggak ada petugas saya enggak ngerti ada vaksin ulang di sini. Ya semoga anak saya sehat, enggak sakit-sakitan lagi," harapnya.
Pada bulan Juni lalu, saat kasus vaksin palsu meledak, pemerintah menyebut bahwa vaksin palsu tidak menimbulkan efek samping yang merugikan, hanya saja di tubuh penerimanya tidak terbentuk imunitas.
(slh/nrl)












































Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom