Maksud Hati Ingin yang Terbaik untuk Buah Hati, Apa Daya Malah Diberi Vaksin Palsu

Maksud Hati Ingin yang Terbaik untuk Buah Hati, Apa Daya Malah Diberi Vaksin Palsu

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Sabtu, 16 Jul 2016 18:05 WIB
Foto: Ilustrator Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Orang tua mana yang tak marah apabila anaknya diberi vaksin abal-abal. Meski sudah ada pendapat vaksin palsu itu dibuat dari bahan tak berbahaya, tapi tetap saja kekhawatiran sebagai orang tua tetap ada.

Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya yang sudah diungkap menggunakan vaksin palsu itu semuanya milik swasta. Sementara RS atau pun fasyankes milik pemerintah yang pakai vaksin buatan dalam negeri masih aman.

"Sebetulnya vaksin yang dibuat di dalam negeri, Biofarma, itu tak dipalsukan," kata pengurus IDAI dr Soedjatmiko dalam diskusi 'Jalur Hitam Vaksin Palsu' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Justru yang banyak dipalsukan adalah vaksin impor yang harganya selangit. Lantas apa alasan para orang tua memvaksinkan anaknya di RS/klinik swasta?

"Tentunya saya ingin yang terbaik untuk anak saya, pakai vaksin impor. Tapi enggak tahunya malah seperti ini, ditipu. Saya pikir lebih mahal berarti lebih bagus," kata Ketua Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu RS Sayang Bunda Bekasi Teja Yulianto saat diwawancara terpisah di tempat yang sama.

Ketua Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu RS Sayang Bunda Bekasi Teja Yulianto. Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom


Orang tua lainnya, yakni Suheimi memiliki alasan yang serupa. Bedanya adalah Suheimi memvaksinkan anaknya di RS Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur.

"Ini anak ketiga saya, usianya 7 bulan, dari awal vaksin di Harapan Bunda. Kalau anak pertama dan kedua saya dulu semuanya di puskesmas, pakai vaksin lokal," tutur Suheimi saat berbincang di Kantor YLBHI, Jl Diponegoro No 74, Jakarta Pusat.

Ada perbedaan harga signifikan antara vaksin lokal dengan impor, menurut Suheimi. Dia harus merogoh kocek Rp 800.00 untuk sekali vaksin di RS Harapan Bunda, sementara di puskesmas paling mahal kata dia Rp 100.000 bahkan gratis.

Suheimi (berbaju biru). Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom


Kemudian, apa alasan Suheimi beralih dari Puskesmas ke RS Harapan Bunda?

"Pertama karena ada perbaikan ekonomi sehingga ingin yang lebih baik lagi untuk anak, selain itu juga jarak dari Harapan Bunda ke rumah saya lebih dekat. Kemudian di sana (RS Harapan Bunda) ada namanya dr Indra yang terkenal, tidak menyangka justru akhirnya seperti ini," ungkap Suheimi.


(bpn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads