Panasnya Suasana Saat Ratusan Ortu Bayi Korban Vaksin Palsu 'Serbu' Dirut RS Harapan Bunda

Panasnya Suasana Saat Ratusan Ortu Bayi Korban Vaksin Palsu 'Serbu' Dirut RS Harapan Bunda

Herianto Batubara - detikNews
Jumat, 15 Jul 2016 09:31 WIB
Foto: Ilustrator Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Direktur Utama RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, akhirnya muncul dan memberi penjelasan setelah ditunggu kedatangannya sejak lama. Namun penjelasannya dinilai tak memuaskan oleh ratusan orang tua bayi korban vaksin palsu.

Direktur Utama RS Harapan Bunda dr Finna tiba di RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Kamis (14/7/2016) pukul 22.30 WIB. Dengan pengawalan ketat polisi dan pihak satpam rumah sakit, dia muncul di hadapan ratusan orang tua bayi korban vaksin palsu.

Dia berdiri di depan pintu masuk rumah sakit menghadap ke ratusan orang tua dan wartawan yang berdiri di halaman depan rumah sakit tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Finna bicara tanpa pengeras suara hingga membuat suaranya terdengar pelan di tengah teriakan-teriakan massa. Dia mengatakan, pihak manajemen RS Harapan Bunda prihatin dengan peristiwa ini. Dirinya membenarkan bahwa ada peredaran vaksin palsu di rumah sakit tersebut.

"Saya dari manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda hadir di sini sesuai dengan permintaan bapak dan ibu sekalian. Untuk kasus vaksin palsu ini, Kami dari Rumah Sakit Harapan Bunda ikut prihatin kepada bapak dan ibu," ujar Finna.

"Enggak kedengeran, ngomong apa sih lu!" teriak salah seorang orang tua. Para orang tua korban lainnya juga berkata hal yang sama. Suara cacian dan makian pun mengarah ke Finna bertubi-tubi.

Polisi diminta massa untuk menyediakan pengeras suara agar suara Fina bisa terdengar jelas. Namun menurut Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes M Agung Budijono yang juga ada di lokasi, polisi saat itu tak membawa pengeras suara.

Karena suasana tak kondusif dan suara Finna tak terdengar jelas, massa kemudian diminta masuk ke dalam rumah sakit. Finna lalu berbicara lewat pengeras suara kecil di bagian farmasi rumah sakit tersebut.

"Memang benar sesuai dengan hasil pemeriksaan dari Bareskrim dan Kemenkes, bahwa di RS Harapan Bunda ada edaran vaksin palsu," ujarnya mengulangi pernyataannya sebelumnya. Kasus ini menurut Finna sudah ditangani Bareskrim.

Finna menjelaskan, hasil pemeriksaan Bareskrim dan Kemenkes, vaksin palsu yang beredar di RS Harapan Bunda jenis pediacel. Vaksin ini adalah vaksin kombinasi untuk diphetri, tetanus, pertussis, polio dan lainnya. Vaksin ini merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi.

Mendengar penjelasan Dirut RS Harapan Bunda itu, ratusan orang tua pun berteriak-teriak mencaci-maki. Beberapa orang ibu tampak menangis sambil berucap kenapa oknum-oknum di RS Harapan Bunda begitu tega memberi vaksin palsu terhadap anak-anak mereka.

"Vaksin itu masuk dari bulan Maret sampai awal Juni 2016. Tapi besok kami koordinasi lagi dengan tim dokter spesialis anak untuk membuka kembali data kami. Kami akan memverifikasi lagi data kami dengan tim Bareskrim dan Kemenkes," ujar Finna.

Dirut RS Harapan Bunda Jakarta Timur, dr Finna memberikan keterangan. Foto: Herianto Batubara/detikcom


Finna berdalih, manajemen RS Harapan Bunda tidak tahu menahu soal masuknya vaksin palsu selama ini. Namun dia memastikan suster bernama Irna yang terlibat telah diciduk Bareskrim.

Mendengar keterangan Finna itu, orang tua korban pun makin emosi dan meneriaki Finna penuh dengan sumpah serapah.

"Mana mungkin vaksin palsu di sini beredar hanya dari Maret sampai Juni 2016. Bohong! Kami di sini tidak ada yang percaya. Mana mungkin pihak rumah sakit tidak tahu obat-obat apa saja yang masuk di rumah sakit ini. Manajemennya buruk sekali. Ungkap siapa-siapa saja dokter yang terlibat. Ini semua sudah permainan. Banyak yang terlibat," ujar salah seorang bapak yang tampak emosi.

Finna kemudian mencoba menenangkan para orang tua yang makin emosi. Pembawaannya tetap tenang meskipun wajahnya terlihat tegang.

"Bapak Ibu sekalian, saya mengerti posisi dan Anda sangat khawatir sekali, sangat kecewa dengan pelayanan kami," ucapnya.

"Bukan kecewa lagi Bu, menyesal sekali kami dengan rumah sakit ini. Anak-anak kami jadi korban!" teriak salah seorang pria menimpali. Puluhan orang tua lainnya lagi-lagi berteriak-teriak mengeluarkan sumpah serapah.

Finna mengatakan, pihaknya Jumat (15/7) akan membuka posko di RS Harapan Bunda. Pihaknya akan melakukan pendataan dan verifikasi dengan menggunakan data administrasi pasien vaksin dan lainnya. Menurutnya jika saat itu proses pembayaran tak melalui prosedur resmi, vaksin yang diberikan kemungkinan palsu.

"Jelasnya kami akan tanggung jawab," ujar Finna sekenanya karena situasi sudah sangat tidak kondusif.

Ratusan orang tua merasa jawaban Finna sangat tidak memuaskan. Mereka menyebut pihak Dirut RS Harapan Bunda 'cuci tangan' dan menyembunyikan banyak hal karena tak mau mengungkap siapa-siapa saja yang terlibat mengedarkan vaksin palsu.

Dirut RS Harapan Bunda Jakarta Timur, dr Finna memberikan keterangan. Foto: Herianto Batubara/detikcom


Mereka juga tak mendapat kejelasan soal tanggung jawab apa yang akan diberikan rumah sakit selain memverifikasi data.

Finna dengan kawalan satpam dan polisi kemudian bergerak untuk meninggalkan lokasi kerumunan massa. Namun langkahnya langsung dihadang para orang tua korban. Saling dorong pun terjadi.

Finna dicaci-maki massa yang marah. Wajahnya bahkan terlihat dilempar dengan botol air mineral. Beberapa orang tua tampak berusaha menarik tubuhnya dan menjambak rambutnya. Beberapa orang tua tampak bersitegang dengan satpam. Dia akhirnya berhasil menghindari kerumunan massa dan masuk ke dalam sebuah ruangan.

(hri/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads