Ketua MA Soal Kritikan Pedas ke Lembaganya: Ini Tanda Sayang ke Pengadilan

Ketua MA Soal Kritikan Pedas ke Lembaganya: Ini Tanda Sayang ke Pengadilan

Andi Saputra - detikNews
Rabu, 25 Mei 2016 17:45 WIB
Ketua MA Hatta Ali (ari/detikcom)
Jakarta - Masyarakat geram terhadap praktik dagang perkara di lembaga pengadilan. Bahkan hakim agung Gayus Lumbuun dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD meminta Presiden Joko Widodo membuat Perppu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Atas hal itu, Ketua MA Hatta Ali memandang kritikan tajam yang dialamatkan kepada lembaga yang dipimpinnnya sebagai suatu hal yang positif. Keadaan ini menunjukkan kepedulian publik terhadap lembaga peradilan. Menurutnya, warga peradilan harus risau jika publik berdiam diri atas penyimpangan yang dilakukan oleh warga peradilan. Kritikan pedas dari publik, kata Ketua MA, akan menjadi pemicu bagi lembaga peradilan untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

"Saya merasa bangga dan optimis bahwa badan peradilan akan menjadi baik karena masih banyak masyarakat yang peduli dengan memberikan kritikan sekalipun pedas. Ini positif karena menandakan masih ada tanda sayang kepada badan peradilan. Yang saya takutkan apabila mereka apatis tidak mau tahu, tidak mau pusing dan tidak mau mengomentari," kata Hatta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu didampaikan Hatta di depan 239 aparatur pengadilan di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (24/5) dan dimuat di website MA, Rabu (25/5). Menghadiri dalam pembinaan tersebut yaitu Ketua, Wakil Ketua, hakim, para pejabat kepaniteraan dan kesekretariatan pengadilan tingkat pertama dan banding.

Atas "musibah" yang melanda lembaga peradilan, Hatta mengingatkan kembali sekaligus mewanti-wanti kepada semua supaya aparatur peradilan dari mulai hakim sampai dengan dengan staf agar betul-betul menjaga diri dari sekecil apa pun bentuk pelanggaran disiplin dan kode etik perilaku. Ketua MA meminta kepada semua warga peradilan agar saling mengingatkan jika ada indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh rekannya.

"Jangan sampai perbuatan seseorang akan mencederai lembaga kita yang kita junjung tinggi kehormatannya", ujarnya.

Hatta berharap tidak ada lagi kasus pelanggaran oknum aparatur peradilan. Oleh karena itu, ia meminta bawahannya mengoptimalkan fungsi pengawasan terhadap jajarannya. Khusus untuk MA, Hatta Ali telah membentuk satuan tugas dari badan pengawasan yang ditempatkan di MA untuk mengawasi sebagai aspek. Satgas ini memantau tamu, minutasi perkara, pengiriman salinan putusan, sistem informasi dan sebaginya.

"Kita mengetahui 1-2 bulan kita sangat terpuruk. Banyak kritikan dan kecaman yang sangat tajam tentang kinerja MA beserta jajaran peradilan. Kita akui ada oknum yang telah melakukan pelanggaran yang tidak pantas dan tidak layak dilakukan sehingga apa yang telah dilakukan MA untuk meningkatkan citra lembaga peradilan dan sudah banyak apresiasi yang kita terima, hilang dalam waktu sekejap. Kini yang diangkat hanyalah kebobrokan yang dilakukan segelintir oknum," kata Hatta Ali. (asp/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads